Tampilkan postingan dengan label Life Style. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Life Style. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 November 2017

Tips Mencari Bacaan Asyik di Whatpad

Hallo teman, kalian pernah dengar kan istilah stereotipe kah? Hehe saya menemukan kembali istilah itu di whatpad lho. Saya ingat pernah mendapat mata kuliah tentang perilaku organisasi, yang notabene sangat teoritis, dan betul-betul membutuhkan banyak sekali literatur. Mungkin istilah stereotipe ini masuk dalam frame mata kuliah saya yang satu itu seharusnya.

Kali ini saya bukan mau sharing tentang stereotipe-nya, tapi tempat dimana saya menemukan istilah itu (kembali). Yap, whatpad atau 'platform orange' begitu orang kebanyakan menyebutnya. Satu dari sekian teman saya bilang "hari gini masih main whatpad?". Saya sih cuek aja, Selama saya enjoy why not? dan saya berpikir whatpad nggak seburuk itu kok. Kalau whatpad seburuk itu, mana ada akun penerbit mayor yang rela bikin akun disana coba. Nge-share novel yang mau di launching secara free, walau pun nggak kelar. Lumayan bisa icip duluan kan, Hahaha...

Nah buat kalian yang merasa selalu gagal nyari novel kece di whatpad. Saya mau bagi tips biar kalian bisa nemuin novel yang lumayan. Kenapa hanya lumayan? Karena novel di whatpad yang biasanya akan naik cetak, belum melalui proses editing jadi mungkin ada beberapa typo, kalimat tidak efektif dan faktor lain yang membuatnya menjadi 'kurang kece'. Tapi sudah layak terbit lho ya, buktinya banyak juga kok yang melakukan self publishing dan laku keras. Bagi saya sih masih OK, asalkan packaging ceritanya masuk akal dan nggak cuma jualan adegan 'ehem-ehem'. Ngerti kan maksud saya? Kalau nggak ngerti silakan japri saya, hihihi...okay lets check :

1. Masuk ke menu Home (icon rumah) dan klik rekomendasi.

Disitu biasanya akan muncul beberapa novel yang sedang in atau disebut dengan what's hot. Ikuti tanda tagar contoh : (#1 in chicklit). Ini bisa jadi salah satu opsi cara memilih novel yang cukup banyak pembacanya. Baca blurbnya terlebih dahulu, then kalau memang suka masukkan  saja novel itu ke library kalian. Kalau tidak cocok tinggal say good bye. Saya biasanya membaca setidaknya 3 bab baru memutuskan add to library atau tidak. Ada juga kok bacaan yang banyak pembacanya tapi saya nggak masukkan library, ya karena selera saja sih.

2. Cari akun seleb whatpad.

Bukan tanpa tujuan ya, biasanya para selebpad(begitu saya sebut mba kece di whatpad yang followernya sudah banyak dan produktif) akan memfollow akun-akun kece lain. Atau bisa juga para selebpad ini akan membuat reading list yang bisa kita intip, dan kita contek bacaannya. Jangan sungkan untuk sekedar nyontek bacaan para mba selebpad ini, karena bisa jadi selera bacaan kita sama dengan mereka lho.

3. Whatpad walking.

Bagi kalian yang sibuk, ini bisa dikerjakan pas lagi senggang ya. Saya biasanya melakukan ini ketika saya mau tidur, sekedar mencari bacaan buat tambahan library saya. Hehehe, emang sekurang kerjaan itu saya. Karena membaca buku sudah terlalu mainstream, dan bacaan yang sudah habis biasanya saya ngubek-ubek whatpad. Ini sih semacam lempar dadu ya, kalau 'bejo' ya nemu cerita bagus kalau nggak ya udah nggak saya ambil pusing.

4. Minta rekomendasi teman.

Akhirnya setelah kurang lebih enam bulan saya main di whatpad saya nemu partner juga. Siapa dia? Jeng...jeng my sister in law. Beda usia dengan saya sepuluh tahun sih, tapi saya dan dia sesekali colek-colekan kalau pas sharing bacaan. Seru juga lho, hehehe. Nah kalau kalian butuh teman atau sekedar referensi buat cari bacaan di whatpad sini boleh banget colek saya. Balik lagi ke selera sih ya, tapi saya nggak sesesat itu kok kalau ngasih rekomendasi jadi don't worry to much baby.

Akhirnya pecah telur juga sis, alusin aja shay hahaha. Setelah sekian bulan ngedekem dan aja aja alasannya. Nulis ya nulis aja, kalau banyak baca nggak nulis ntar takutnya jadi gampang kesemutan atau mudah emosi shay. Wis me luck. Semangat lagi :)

Kamis, 26 Oktober 2017

3 Tips Bermanfaat Membeli Cake Seleb Yang Kekinian

Saat ini, kemajuan bisnis kuliner menjadi 'ladang emas' bagi sebagian orang. Bagaimana tidak? Selain keuntungan yang cukup fantastis, perputaran uang dalam bisnis ini terbilang lebih cepat dibanding bisnis di bidang lain. Sebut saja pedagang mendoan. Di tempat tinggal saya, -Purwokerto- mendoan (mentah) dijual ecer Rp 250,-/slice. Katakanlah itu harga retail, menurut dugaan saya jika yang membeli sesama pedagang, dan akan dijual kembali harga belinya akan menjadi lebih murah. Nah, katakanlah harga pokok mendoan(matang)per slice adalah Rp 500,-, sedangkan harga jualnya bisa menjadi Rp 1.000,-. Maka keuntungan berjualan mendoan bagi seorang pedagang gorengan adalah kurang lebih 50% dari jumlah modalnya. Cukup menggiurkan ya?

Tak ketinggalan, para selebriti tanah air banyak yang 'melirik' bisnis di bidang kuliner. Sebut saja pasangan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, selain memiliki brand baju sendiri, pasangan ini juga memiliki jaringan resto bakmi yang memiliki beberapa cabang dan cukup populer. Belum lagi brand snack yang sudah masuk ke jaringan retail di Indonesia. Nah, baru-baru ini Gigi -panggilan Nagita Slavina- juga melaunching Gigieat Cake. Diikuti oleh seleb lain, sehingga cake-cake besutan seleb ini bertebaran bahkan hampir di seluruh pelosok tanah air. Baru-baru ini saya mencoba RoRu Cake milik Ruben Onsu dan cake milik Arief Muhammad, seorang blogger sekaligus aktor. Rasanya? Hehe...Ya gitu. Cuz cobain (sendiri) lah. Nah, biar ada kenang-kenangan, karena mencicipi kue seleb adalah moment yang cukup langka buat saya. Saya 'meramu' tiga tips ini agar para kuliner lover tidak lupa-lupa terhadap deskripsi dan rasanya. Selain  bisa berbagi pengalaman dengan para netter, juga tidak akan terlupakan begitu saja. Simak yuk gaes :

1. Jangan Berekspektasi Terlalu Tinggi

Yap, demam kue seleb membuat saya semacam mengalami 'fear of missing out' gitu deh. Apaan sih? itu lho takut dikatakan nggak kekinian. Demi apa coba? Lidah donk. Strategi marketingnya, gambarnya, antriannya membuai banget kan ya? Seolah-olah kalau nggak ikutan nyicip dunia ini akan berakhir, hahaha lebay.
But plis sebelum icip jangan berekpektasi terlalu tinggi karena lidah nggak bisa bohong kan? Nggak perlu jadi ahli pattieseri kok untuk komentar rasa kue. Kalau saya sih, rasanya masuk atau nggak. Itu aja, cukup.

2. Patungan
Hehehe...harus banget ya? Nggak kok. Ini berlaku buat emak irit macam saya. Katakanlah harga cake itu Rp 80.000,-/kota. Kalau belinya di luar kota, kita bisa kena jastip plus ongkir. Kalau hanya untuk membeli rasa penasaran biasanya nggak perlu makan banyak kan biar puas? Cukup icip sedulit, dan udah puas. Setuju? Jadi patungan adalah jalan bijak buat kamu yang penasaran terhadap rasa kue seleb yang kekinian namun peduli terhadap kantong.

3. Ceritakan/review di Media Sosial
Yang pertama, kita bisa menyajikan gambar as a kuliner reviewer. Kalau gambar yang disajikan oleh penjual/selebnya sendiri sudah pasti menarik karena tujuan mereka memang komersial. Nah, kita sebagai pemakai kamera biasa/ non pro bisa menyajikan real picture (seperti kata emak-emak fans olshop), "Real Pic donk Sis" =D. Dengan tidak ada maksud menjelelekkan ya mak tentu saja.

Yang kedua, kita bisa mendeskripsikan produk, menceritakan rasa secara objektif, boleh juga mencantumkan harga, size kue dan cara mendapatkan produk misal : by gojek atau jastip.

As a sample saya dapat satu potong cake kekinian dari adik saya. Ia membelinya melalui sebuah jastip di Jakarta. Kue kekinian itu adalah milik seorang youtuber, Arief Muhammad. Deskripsi kuenya ya : Paduan antara cake (mirip sponge cake, tapi lebih berat), potongan wafer, dan chocolate rice crispy. Jadi ada tiga lapis dalam satu gigit. Rasanya manis dan crunchy (seharusnya), karena saya mendapatkan ini sudah dalan kedaaan tidak utuh jadi melempem lah komponen yang seharusnya crunchuly itu. May be ini lebih enak dimakan langsung setelah order karena ada tekstur cruchy yang tidak harus kita pertahankan : layaknya sebuah hubungan :p

Semoga tiga tips tadi bisa membantu meredakan gundah gulanannya mak-mak semua karena ngidam cake kekinian. Selamat icip-icip, duh gratis apalagi hihihi. Jangan lupa reviewnya mak. Itu penting demi menyelamatkan lidah dan juga kantong emak yang lain tentu saja.

Jumat, 06 Oktober 2017

Tips Agar LDR/LDM Menjadi Lebih Berkesan

"||...Seandainya, jarak tiada berarti akan ku arungi ruang dan waktu dalam sekejap saja||
Seandainya sang waktu dapat mengerti, takkan ada rindu yang terus mengganggu|| Kau akan kembali bersamaku..." (LDR - Raisa)

Siapa yang masih terbawa perasaan (baper) melihat kemesraan babang hamish dan raisa? Hahaha...saya salah satunya. Belum tuntas kebaperan sama precious moment -nikahan- mereka. Ditambah harus menyimak foto dan video prewedding yang justru booming setelah mereka sah alias nikah. Dan lagi-lagi, beredar foto yang 'unch' banget ketika mereka honeymoon di eropa. Duh pothek hati emak.

By the way, kali ini saya pengen bahas soal LDR, eh LDM lebih tepatnya. LDM alias long distance married. Istilah ini saya pinjam dari owner label Ummu Balqis yang empunya akun instagram @baby_hijaber. LDR berakhir kandas saya pernah lho, curhat mak? Alhamdulillah, LDR yang terakhir sampai ke pelaminan. Bahkan setelah menikah sudah dua kali ini LDR-an, lebih tepatnya LDM-an.

Saya sih belum bisa dibilang pakar LDR atau pun LDM ya karena juga baru beberapa kali dan terhitung dalam waktu yang tidak lama. Saya yakin banyak para pejuang LDR/LDM yang jauh lebih mumpuni daripada saya. Tapi boleh ya kali ini saya share beberapa tips melewati LDR/LDM dengan gilang gemilang, cerah ceria dan cetar membahana. Yuk simak mak :

1. Berpikir Rasional
Namanya ciwik, hati melulu kan ya yang dipikirin. Sesekali coba yuk rasional. Pikir baik-baik tujuan LDR/LDMan itu untuk apa. Studi-kah, kerja kah atau sekedar happy-happy kah. Saya salut banget sama adik tingkat saya. Sebut saja namanya Jundi. Dia rela resign dari pekerjaan di Indonesia, demi membersamai sang istri (muth) yang menempuh studi di Inggris sana. Masyaa Alloh love you both dears. Barokalloh. Lho, kok jadi OOT? Nggak sih. Itu adalah contoh pemikiran rasional laki-laki menurut saya, mengingat waktu sang istri sedang hamil dan harus merantau, jauh pula.

2. Bertenggat Waktu
Hehehe, saya juga adalah 'korban' resign karena waktu itu pernah memutuskan mengikuti suami. Bukan sekedar emosi sesaat sih, banyak orang yang meyanyangkan tapi saya bawa happy saja. Pasalnya apa? Tidak ada yang tau dari kami sampai kapan LDMan kami itu berakhir. Karena suami terikat pekerjaan, saya pun demikian. So, kalau memang tenggat waktunya kurang jelas berapa lama harus LDR/LDMan yuk lah dikaji ulang atau betulan kalian sudah siap dengan segala konsekuensinya?

3. Komunikasi Lancar
Mak yang namanya komunikasi itu nggak harus tiap hari telponan, video call-an, saling berbalas pesan ketika berjauhan. Yang terpenting dari komunikasi adalah adanya kesadaran dari dua belah pihak untuk menginfokan 'whats the news?' Misal, hari ini saya melakukan sebuah kegiatan penting (misal : spa di salon hihi)boleh diinfokan kepada pak suami. Disertai bertanya kabar, dan atau info lain. Nah, jika respon dari si do'i slow, jangan langsung ngamuk, calm down aja lah. Mengingat suami saya itu tipe slow pula kalau urusan berbalas pesan, maka saya sudah jadi jagonya cooling down. Jago ciye, jago.

4. Jaga kepercayaan
Sosial media sekarang ini menjadi salah satu pintu untuk kita mencari teman, dan tanpa batas. Batas usia, gender, suku, agama, bahkan RAS. Sosmed bahkan menjadi ajang untuk mencari jodoh, dan yang tadi saya tonton di televisi cukup eng-ing-eng. Why? Menurut data pengadilan negeri bekasi, kasus perceraian beberapa tahun ini mengalami kenaikan, alasannya adalah salah satu dari para pelaku perceraian tersebut melakukan perselingkuhan via sosmed. Naudzubillah, semoga kita semua bisa menjaga diri ya mak. Aamiin.

5. Menekan Pengeluaran
Siap LDM harus siap menanggung istilah 'beda dapur'. Pengeluaran lebih banyak? Sudah pasti. Jadi be a wise dalam menggunakan uang ya mak. Atau memilih seperti saya, numpang di PIM residence alias Pondok Rumah Mertua haha..#becandainimah. Tapi betulan lho saya berusaha menekan budget semenjak LDM-an kali ini karena LDM-an dua tahun lalu saya masih berpenghasilan tetap, sedangkan saat ini tidak.

6. Quality Time
Jarang ketemu, sekalinya ketemu sama-sama lelah. Yang satu lelah di perjalanan pulang satunya lelah menjadi single fighter mengurus rumah dan anak. But quality time itu keharusan lho mak. Nggak harus jalan-jalan ke eropa, cukup ngeteh sembari nyemil pisang goreng sambil ngobrol berdua. Intinya harus sama-sama pengertian kalau satu pihak sedang lelah maka jangan memaksakan kehendak. Misal suami saya lelah, saya ngebet ngajak jalan-jalan. Jatuhnya malah nggak enjoy, satunya nggak enak, satunya manyun. Semoga sih saya tidak demikian, atau kalau demikian pun suami saya mengerti hihi.

Buat para pejuang LDR/LDM tetap semangat ya. Semoga akan ada rasa manis, ketika LDR/LDM sementara waktu ini kurang 'gurih' rasanya. Semua tidak akan terasa, jika kita menikmatinya. Ibarat makan indomie, makannya dikit-dikit sampai kuahnya tandas. Apa sih gueh? Ah sudah, happy Friday night.

Semarang, 06-10-2017.

Selasa, 03 Oktober 2017

Masa MpASI : Saya tak berani coba-coba

Masa MPasi kerap menjadi momok bagi sebagian ibu muda, begitu juga saya. Belum apa-apa para 'imud' a.k.a ibu muda ini sudah menduga-duga. Jangan-jangan nanti anak saya alergi, nggak doyan atau parahnya GTM. Padahal belum juga dijalani. Hehe, memang begitu kok bu. Ibarat kita masih kelas satu mencoba menerka-nerka ujian untuk kelas tiga. Hasilnya pasti tak terbayangkan bukan?

Perkenalkan saya adalah seorang ibu dari batita berusia 14 bulan. Anak saya cukup unik karena sesekali saja makan dengan sendok. Ya, selebihnya dia minta disuapi menggunakan tangan. Bahkan ketika dia makan dengan sayur. Mungkin orang berfikir,  nggak higienis, 'kemproh' dan lain sebagainya. Tapi saya pikir nggak apa-apa sih, toh dia belum makan bakso. Asalkan tangan saya dan dia bersih selama prosesi makan, why not? Tadinya betul-betul ketika dia melihat sendok, dia akan langsung geleng-geleng bahkan menangis. Alhamdulillah, sekarang sudah lebih kooperatif. Kadang mau, kadang hanya diminta sendoknya untuk mainan.

Sarapan, saya lebih suka memberinya cemilan berat semacam arem-arem, biskuit, kue atau buah. Untuk makan siang dan sore saya membuat menu yang sama. Sesekali dia makan makanan keluarga, tetapi saya lebih sering memasakkan sendiri untuknya karena makanan keluarga cenderung memiliki rasa yang lebih strong seperti pedas, beraroma tajam, dan lebih berbumbu. Untuk bumbunya masih minimalis, bawang merah-putih, garam, dan gula. Sesekali saya juga menggunakan minyak goreng, santan, dan kecap juga, walaupun hanya dalam porsi kecil.

Usia enam hingga delapan bulan dia hanya mengkonsumsi pisang lho. Kebayang nggak gimana paniknya saya ketika nggak ada pisang di tukang sayur? Sunpride Every Day lah jawabannya. Mudah dicari, dan terjamin. Hehe, ada pikiran nggak sih takut anaknya kurang gizi hanya karena mengkonsumsi pisang? Ada, tentu saja ada. Menginjak usia ke sembilan ia sudah mau makan nasi tim saring. Saya berpikir karena saya mengenalkannya pisang yang notabene manis, sehingga ketika beralih ke nasi tim pun tidak instan.

Setiap saya membuat makanan untuknya, saya selalu mencicipi makannya. Dan setelah berkali-kali percobaan. Saya lebih banyak mengkombinasikan menu makannya dengan jagung manis sebagai sumber makanan pokok, pengganti nasi. Saya juga sesekali memberinya kentang lumat atau mashed potato. Selain lebih mudah memasaknya, penggunaan jagung manis sebagai makanan pokok tidak memakan wartu terlalu lama. Hanya mengukus semua bahan, lalu melumatkannya diatas saringan. Saya sudah pernah dicoba memakai blender, tetapi dia tidak terlalu berselera. Selain itu rasanya pun tidak seenak ketika saya lumatkan secara manual. 

Saya mencoba Mengkombinasikan segala jenis sayur, tetapi saya hanya sedikit mencoba makanan yang tinggi potensi alergi untuk protein hewaninya. Saya memang tergolong ibu yang tidak kreatif, maafkan ibu ya nak. Duh kalau melihat bagaimana ibu-ibu bereksperimen dengan MPasinya rasanya pengen ikutan, tapi lagi-lagi saya hanya 'mencari aman'.

Menginjak usia sebelas bulan, saya menilai ia tidak terlalu lahap makan. Saya pikir mungkin mau tumbuh gigi, saya naikkan teksturnya tetap saja dia tak mau. Awalnya, ketika saya makan saya masukkan sedikit nasi ke dalam mulutnya, dan anehnya dia seolah menagih "mana jatah saya bu?" setiap ia habis mengunyah. Jadilah mulai usia sebelas bulan ia mengkonsumsi nasi lembek, dengan sayur dan lauk yang dikukus. Simpel ya? 

 Sebaiknya jangan terlalu stres ketika anak tidak mau makan sesuatu yang menurut kita baik. Memang sih capek, tetapi kalau dia lahap, kita juga puas bukan? Karena pada dasarnya ia hanya belum tau manfaat yang terkandung dalam makanan yang kita pilihkan untuknya. Kelak, ketika ia sudah bisa diajak komunikasi dua arah kita bisa mengajaknya untuk belajar memilih dan menyukai makanan sehat, setuju ya. Sejauh ini alhamdulillah anak saya tidak pernah mengalami GTM parah. Dan saya belum pernah memberinya bubur instan sekalipun dalam kondisi travelling, memang bukan suatu kebanggaan. Tetapi itu menjadi catatan perjalanan saya selama MPASI. Kuncinya hanya perlu bersabar dan terus mengganti menu makannya agar ia tidak bosan. Sama seperti kita yang makan nasi, sesekali kita juga ingin makan bakso bukan?

Semarang, 3 November 2017


Jumat, 29 September 2017

Tips Memilih Sepatu Anak

Malam ini semarang cukup sejuk karena hujan turun beberapa saat lalu. Dulu jaman saya SMP saya cukup stres jika malam turun hujan. Kenapa? Karena saya harus menempuh perjalanan kurang lebih selama 30 menit dengan berjalan kaki untuk sampai ke sekolah saya. Melewati areal persawahan dan jalan becek yang membuat alas kaki saya kotor ketika sampai sekolah. Jika musim hujan tiba, bertambah pula nestapa hati ini hihi. Berpayung daun ketika lupa membawa payung, membeli kantong plastik untuk melapisi tas yang tidak waterproof, memanggang (istilah ibu saya : nggarang) sepatu yang lembab. Duh-duh, indahnya masa-masa itu.

Sejak jaman kuliah saya memilih sepatu karet sebagai koleksi wajib alas kaki saya. Selain harganya terjangkau, mudah dikeringkan, dan bisa tetap menerjang air sepatu karet juga memiliki variasi lucu-lucu lho. Ciwik-ciwik kan suka sama namanya barang lucu kan? *kedip-kedip mata*. Untuk sekarang saya juga demikian. Selain memilih sepatu karet, saya juga memilih warna basic agar sepatu-sepatu saya bisa di mix-match kan dengan baju saya. Misal : black, navy, cream. Cukup mewakili semua baju-baju donk dengan tiga warna itu?

Nah selesai urusan alas kaki si emak, pindah lah tugas saya sebagai ibu negara untuk memilihkan alas kaki terbaik buat buah hati saya. Saya bukan tipe ibu fashionable, dan tipe praktis namun tetap ekonomis. Mengedepankan kebersihan, kenyamanan dan kerapian bagi saya cukup. Misalnya : kenapa anak saya selalu saya pakaikan piyama ketika sore hari, setelah mandi? Pikiran simpel saya karena dia hendak tidur. Ya, sekali pun saya mengajaknya jalan-jalan sore keliling komplek itu belum merubah pakem saya untuk merubah style anak saya. Kan suka ada ya ibu yang mendandani anaknya, dari atas sampai bawah setiap selesai mandi, walau pun tidak ada acara khusus (semisal : bepergian, arisan atau posyandu). Nah, tanpa bermaksud menjustifikasi orang itu, hanya saja saya bukan orang yang demikian.

Saya sering lho mendapat belas kasihan dari orang-orang karena tidak memakaikan alas kaki untuk si kecil. Tapi saya tidak terlalu ambil pusing soal itu. Alasan saya waktu itu adalah karena anak saya belum belajar jalan. Sekali pun ada istilah prewalker shoes, saya tidak repot membudget untuk membelikannya sepatu yang jatuhnya hanya akan bermanfaat sebagai aksesoris belaka. Dua kali saya membelikannya sepatu, tidak terlalu mahal sih tetapi jatuhnya mubadzir. Nah, jadi menurut saya kapan sih bu kita harus mulai memikirkan sepatu anak? Jawaban simpel saya adalah setelah ia belajar berjalan. Nah, dibawah ini saya akan menjabarkan beberapa pertimbangan membeli sepatu untuk buah hati saya. Monggo bisa disimak, siapa tau suatu saat bermanfaat :

★ Bahan

Bahan disini saya memilih yang ringan. Kualitas jahitan kuat, bahan kainnya tidak panas agar kaki si kecil tidak lembab. Sekali pun nanti harus dipakaikan kaos kaki.

★ Desain

Saya memilih desain seperti gambar dibawah (terbuka bagian depan) karena pertumbuhan kaki si kecil cukup cepat. Lebar bagian samping agar tetap nyaman dipakai. Pilih warna yang cukup netral agar bisa masuk jika dipasangkan dengan koleksi baju si kecil.

★ Harga

Ada keuntungan khusus yang bisa kita dapatkan dengan tidak buru-buru membelikan si kecil sepatu. Apakah itu? Kita bisa menyisihkan uang budget sepatu semenjak ia berusia enam bulan, misal Rp 20.000,-/bulan misalnya. Dimana pada saat itu mungkin orang lain akan berlomba-lomba membelikan sepatu hingga berpasang-pasang bagi si buah hati. Nyatanya itu hanya demi memenuhi hasrat belanja sang ibunda. Bagi saya alas kaki untuk buah hati sebelum berjalan adalah kaos kaki. Simpel ya? Memang. Nah, jadi ketika kelak membelikannya sepatu dengan sedikit merogoh kocek agak dalam tak masalah karena sudah saving money bu.

★ Merk

Penting nggak? Buat saya tidak terlalu penting asal ketiga syarat di atas terpenuhi.Ceritanya Si kecil mendapat 'lungsuran' sepatu dari tetangga. Merknya cukup komersil lho tetapi setelah saya bandingkan dengan yang baru saya beli, spesifikasinya cukup jauh ternyata. Balik lagi ya, bagi saya harga pun tak jadi masalah asalkan itu sesuai kantong saya. Kenyamanan bahan dan desainlah yang terpenting buat saya.

I think enough. Terimakasih bagi yang sudah berkenan mampir. Silakan tinggalkan jejak ya :)

Semarang, 29-09-207

Kamis, 28 September 2017

Kelebihan Kereta Api Yang Membuat Saya Enggan Berpaling

Duh, saya terlambat memenuhi #3DAYS1POST kali ini. Pasalnya semalam saya ketiduran, hp mati, dan saya lelah hahaha...
Sebagai hukuman atas ketidak konsekuenan saya terhadap apa yang sudah saya janjikan, maka saya menetapkan hukuman. What? Saya akan mengepost dua hari berturut-turut dan kembali pada aturan 3 hari 1 posting lagi. Semangat! *bawa pom-pom*

Untuk kali ini perkenankan si emak dzakir a.k.a saya sendiri bercerita sedikit alasan kenapa saya suka berkereta api. Baru dua kali sih perjalanan berdua, seringnya bertiga. Dan yang terakhir adalah kemarin pas pulang semarang. Jeng...jeng...ransel, travel bag, dan goody bag melengkapi perjalanan kami bersama kereta kamandaka - Purwokerto Semarang-. Simak ya mak :

1. Adanya Jalur Khusus
Sudah sering dengar ya kecelakaan di palang perlintasan kereta api. Rada serem gimana gitu dengernya. Sebagai pedistrian, atau pengguna jalan kita wajib hati-hati jika dekat rel atau palang pintu. Sebagai penumpang kereta kita diistemewakan karena jalur khusus membuat perjalanan kita nyaman, waktu tempuh lebih bisa diprediksi, dan tentu saja tidak macet. Kalau jalur busway bisa diserobot, maka kira-kira siapa yang berani menyerobot jalur kereta?

2. Tempat Duduk 2-2
Pelayanan transportasi darat dengan kereta api sangat pesat perkembangannya akhir-akhir ini. Two thumbs up buat pihak pengelola, semoga bisa diikuti oleh fasilitas layanan publik yang lain. Tempat duduk 2-2 baru saya nikmati kemarin, dimana space menjadi lebih lega. Sekali pun menggunakan kereta ekonomi jangan khawatir karena seat akan tetap 2-2.

3. Terdapat Lorong Yang Bisa Dimanfaatkan
Mengajak bayi yang sedang aktif belajar jalan, tentu lebih membutuhkan ruang gerak yang cukup luas. Karena itu saya memilih kereta api. Selain pemandangan yang kece abis, saya bisa memanfaatkan lorong untuk mengajak bayi saya berjalan-jalan. Baik saya gendong, atau saya titah untuk berjalan sendiri. Sangat bermanfaat, sekedar untuk melakukan streching bagi orang dewasa pun OK.

4. Tepat Waktu
Selain jadwak keberangkatan yang tepat waktu, waktu tempuh pun selalu diumumkan di awal. Hal ini membuat nyaman ketika akan menginfokan kepada pihak keluarga kapan kita akan sampai di stasiun akhir. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan suatu saat kereta terlambat, karena satu dua hal yang pasti urgensinya sangat tinggi.

5. Ekonomis
Kalau untuk hal satu ini relatif ya mak. Kalau mau ekonomis ya naik kereta ekonomi, pesan jauh-jauh hari dan pilih gerbong yang paling depan. Hehe, pengalaman banget ini mah. Tapi worth it kok mak, sekali naik eksekutif berasa gimana gitu *uhuk*. Menurut saya sih masih murah, dengan fasilitas segambreng itu.

6. Restorasi
Cukup menolong buat yang terburu-buru. Karena kepepet itu sering terjadi, maka sesekali boleh lah kita bisa manfaatkan restorasi. Hehe, saya pernah baca ulasan seorang teman tentang harga mi cup dan air mineral di kereta. Dia nggak setuju banget kenapa harganya jadi berlipat-lipat. Well, sesekali saja boleh ya mak. Kalau tiap hari naik kereta dan tiap hari kita jajan ya resiko ditanggung penumpang.

7. Powder Room
Eng ing eng, plis jangan dibandingin sama toilet mall yang biasa buat selfie ya mak. Sekedar mengosongkan kantong kemih alias BAK itu bikin plong lho. Duh kebelet pipis bakal aman kalau di kereta. Walau nggak nyaman-nyaman banget tapi menolong sekali.

8. Fasilitas Tiket Online
Booking tiket lewat aplikasi hand phone, bayar lewat m-banking, datang setengah jam sebelumnya, print tiket, beres deh. Mudah, cepat, simpel, aman, nyaman. Tempat duduk pun nggak bisa diserobot. Hati tenang, wajah berbinar karena bisa selonjoran kalau pas seat sebelah dan depannya kosong. Jaman canggih begini ojek aja online, apalagi beli tiket. Katanya bisa beli buat setahun lho, sedep ya. Iya sedep juga duitnya haha.

Fyi :
(-) Kemarin setelah di atas kereta nggak ada pengecekan tiket lagi seperti yang sudah-sudah. Yang ada hanya teguran buat seorang Bapak-bapak yang entah gimana caranya bisa beli tiket 8 seat, dan hanya terpakai 3 seat saja. Dan lagi si bapak-bapak dengan bebas berkelakar, berseru-seru, dan ujung-ujungnya kena penertiban. Jadi buat mak-mak yang kelebihan uang tetap bijak ya mak. Berapa yang berangkat, berapa tiket yang dibeli. Siapa tau ada penumpang lain yang bisa memanfaatkan kursi yang kita pesan tapi tidak kita tempati.

(-) Saya naik kereta Kamandaka start dari Purwokerto-Semarang. Kebetulan saya duduk di Bangku 3D Gerbong 1. Posisi mundur, dekat dengan jendela sisi out line (baca : sisi kiri). Nah, sekedar info ya yang biasanya pusing-pusing jika berjalan mundur maka jika kita berangkat dari Purwokerto maka pilih no Genap dan Abjad D. Jika ada penawaran seat maka manfaatkan itu ya mak. Nah, jika sebaliknya (Semarang Ke Purwokerto) maka pilih no Ganjil dengan huruf A. Jika ingin menikmati pemandangan sisi terluar kereta api.

Selamat berkereta api :)

Semarang, 28-09-2017.

Minggu, 24 September 2017

Memperkenalkan Dunia Literasi Sejak Dini

Semarang sore ini mendung temans, tadi siang bahkan sempat hujan dan di beberapa titik terdapat genangan. Btw, siang tadi saya dan duo macan (baca : mama cantik) mengadakan city tour dadakan. Ceileh, cuma semalam kami rencanakan dan alhamdulillah hari ini bisa juga kesampaian.

Nggak jauh sih, seputaran semarang saja dan mengunjungi teman semasa kuliah sebagai agenda utama. Nah, dua teman saya itu (whini dan ocha) suka sekali membaca dan menulis. Whini adalah seorang penulis, sedangkan ocha adalah seorang blogger. Saya? Hehe sedang memperjuangkan keduanya.

Saya mengagumi sosok whini yang bisa mengajarkan ke dua buah hatinya merasa happy dengan dunia literasi. Mereka asyik sekali bercerita tentang buku. Bahkan mereka girang dan riang ketika whini bilang akan mengajak mereka ke gramedia. Toko buku besar, begitu kata kedua putri si ibu mungil itu.

Saya mencoba meneladani sosok whini, turut mengenalkan dunia literasi kepada buah hati saya sejak dini. Salah satu caranya adalah dengan membacakan buku-buku bergambar kepada  buah hati saya, hampir setiap hari. Mencoba berkomunikasi dengannya melalui buku.

Saya memiliki program khusus yang sedang saya galakkan. Whats new? setiap bulan saya harus membeli setidaknya satu eksemplar buku khusus untuk buah hati saya. Tidak harus mahal kok, hanya kisaran 30 ribuan. Mungkin terkesan mahal dan berlebihan ya? Semoga sih tidak. 

Begini,  saya pikir dengan uang jajan Rp 1.000,-/hari, yang sekarang hanya bisa digunakan untuk membeli dua butir cilok bisa lho digunakan untuk membeli sebuah buku. Karena anak saya tidak jajan cilok, apalagi setiap hari. Bagaimana caranya? Ya uang Rp 1.000,- itu saya kumpulkan dan saya belikan buku di akhir bulan atau di awal bulan berikutnya.

Seringkali ya, kita merasa boros untuk membeli buku tetapi tidak untuk hal lain. Misal : jajan, makan di luar, membeli baju, hijab atau bahkan kosmetik. Karena apa? Tentu saja mind set. Buku itu hampir sama dengan investasi jangka panjang bagi saya. Sedangkan makanan dan jajan itu sekedar kebutuhan atau keinginan yang sementara.

Mari membaca, merubah dunia melalui mindset kita. Mari cintai dunia literasi, agar waktu luang menjadi lebih terisi. Mari mengajarkan anak-anak mencintai buku, agar kelak mereka mencintai pengetahuan dan ilmu.


Semarang, 24-09-2017

Rabu, 20 September 2017

Mengkomunikasikan Hobi Bersama Pasangan

Menikah bukan saja soal menyatukan visi dan misi, tetapi juga seluruh packaging yang ada dalam diri pasangan. Baik-buruknya, kurang-lebihnya, dan warna-warni lain yang membuat kehidupan rumah tangga menjadi lebih berwarna. Nah salah satu contoh yang akan saya bahas kali ini adalah menyikapi hobi pasangan.

Usia pernikahan saya hampir berjalan tiga tahun, dan saya adalah seorang istri. Nah kira-kira apa saja sih hobi pasangan -suami- yang sering sekali menjadi keluhan? Sepak bola, memancing, memelihara burung, mengkoleksi batu akik, sampai hobi-hobi lain yang mengharuskan pecintanya mengeluarkan uang yang tidak sedikit.

Apa sih yang membuat istri terkadang merasa kesal dengan hobi para suami? Saya ambil contoh real saja ya. Hobi suami saya adalah menonton film baik itu di bioskop, televisi berlangganan, maupun internet. Yang sering membuat saya kesal adalah beliau sering lupa waktu jika sudah menonton. Entah itu mandi, makan dan hal lain yang semestinya lebih diprioritaskan.

Bagaimana saya menyikapi dan mengkomunikasikannya? Pada awalnya saya memang kesal dan sedikit merajuk bahkan marah ketika lagi-lagi beliau menonton film. Tetapi lambat laun saya akhirnya mengerti dan mencoba melihat dari sudut pandangnya. Saya setuju beliau menjalankan hobinya asalkan tanggung jawabnya di rumah dan di kantor sudah clear. Bonusnya adalah saya akan menagih cerita tentang film yang sudah ia tonton. Yang akan saya dapatkan adalah binar mata ketika ia mencoba meretelling apa yang sudah ia tonton. Suami saya merasa lebih dihargai, itu yang dapat saya tangkap.

Yang sering menjadi ganjalan di hati para ibu adalah suami melancarkan aksinya tanpa mempedulikan kebutuhan keluarga dan kurang bisa bertanggung jawab terhadap hobinya. Hal itu lah yang sebetulnya dapat memicu pertengkaran atau sekedar memercikkan konflik. Misal : hobi memelihara burung tetapi membuang kotoran burung dengan sembarangan. Contoh lagi hobi merakit elektronik tetapi malas untuk merapikan alat-alat setelah selesai melakukan praktikum. Ada lagi? Silakan bisa di sebutkan ya.

Asalkan para suami memahami kebutuhan dan skala prioritas rasanya tak akan lagi kita menemukan status-status di media sosial yang mengeluhkan soal hobi suami yang 'antik'. Poin pertama adalah kita sebagai istri harus berani mengutarakan maksud dan tujuan kita secara baik. Harapannya para suami akan lebih bisa menerima input yang telah berusaha kita utarakan kepadanya. 

Selanjutnya adalah utarakan juga apakah yang selama ini menjadi ganjalan terhadap hobi suami yang dirasa tidak sepaham dengan kita. Dengan demikian hal yang kurang sreg itu dapat suami mengerti dan ke depannya bisa diperbaiki/ diminimalisir. Sehingga, suami tidak hanya menerima 'omelan' saja tetapi juga input positif dari kita para istri tercinta.

Nah dengan itu rasanya suami akan merasa lebih dimengerti. Setiap pasangan memiliki keunikan dan perbedaan masing-masing. Tidak perlu membanding-bandingkan satu dengan yang lain. Hal terindah adalah ketika kita tau kekurangan pasangan kita, tetapi kita mencoba menerimanya dengan segala kelebihan diri kita.

Semarang, 21-09-2017

Senin, 18 September 2017

Menjawab pertanyaan tentang Me Time

Hallo temans, how about your monday? Saya cukup bahagia hari ini pasalnya saya bisa tidur siang - atau pagi lebih tepatnya-. Mengingat semalam saya packing dan mengerjakan pekerjaan rumah sampai pukul dua dini. Akhirnya saya bisamenemani si kecil tidur dari pukul 09.00-11.00 (baca : modus), padahal biasanya begitu si kecil tidur saya 'memulai aksi'. Happy monday, have a sleppy day deh ya : buat saya.

Selama hampir dua bulan saya resmi menjadi single fighter dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Walau pun selama ada suami juga saya terbiasa dengan hal itu. Tetapi rasanya suami bisa saya perbantukan untuk sekedar menemani si kecil bermain jika beliau di rumah.

Saya harus belajar urusan per-gas-an (memasang gas) yang suka rewel tiba-tiba, mengatasi listrik anjlok, menangani anak sakit, sampai remeh-temeh lain. Pencapaian saya yang cukup berani adalah ketika saya kembali mencoba mengendarai sepeda motor bersama si kecil. Kenapa saya sangat mengapresiasi kembalinya saya menyetir? Karena pasca pindah ke Bandung Agustus 2015 saya sudah tak lagi menyetir kalau tidak mendesak.

Si kecil terkadang memiliki jam tidur yang tidak bisa diprediksi. Bisa setelah magrib sudah tidur, bisa sampai jam 10 malam. Hari ini saja pukul setengah 9 malam ini, dia masih sibuk minta saya menurunkan apa-apa yang tergantung di rumah, mencari cicak, minta dititah. Ada hanger, mukena, tas, gendongan dan pernak-pernik lain berserakan di lantai dan sekarang hal itu sudah saya anggap lumrah. Walaupun rasanya sudah serapi mungkin, tetap saja tak rapi-rapi.

Ada kalanya di malam hari,  sekedar membuat mi rebus saya bisa nikmati karena saya merasa membutuhkan me time. Seperti semalam saya menyantap seblak pukul 10, terpaksa melupakan diet sementara waktu. Sekedar membaca buku, atau konsen bertilawah. Sekedar mandi, bahkan -maaf- BAB. Me time buat saya mah receh, remeh dan nggak mahal kok.

Saya pernah menjadi istri bekerja -bukan ibu bekerja- ya, bahkan jam kerja saya bisa dikatakan 24 jam stand by. Saya bukan security lho by the way. Bergerak gesit, kesana-kemari, sebagai analis, debt collector, sekaligus eksekutor di sebuah lembaga instistusi perbankan. Rasanya jika boleh saya bandingkan, kok masih capek sekarang ya. Sekali pun sekarang saya belum bisa 'ngisi kantong', justru bikin kantong bolong. But saya menikmati peran saya.

Nah, untuk itu sebisa mungkin jika ada suami saya meminta beliau untuk bergantian menjaga si kecil. Ada dua tujuan sebetulnya, untuk bonding antara si ayah dan anak. Serta manfaat lainnya adalah saya bisa ber me time. Seperti yang sudah saya bilang bahwa me time itu tidak mahal, dan pada dasarnya adalah kebutuhan dasar. Jadi jangan biarkan diri kita stres akut karena merasa kurang me time ya :)

Sesekali coba pakai masker, luluran dan merawat diri. Boleh juga ngemil coklat, es krim atau makanan yang selalu jadi penghalang diet kita. Bisa juga dengan menabung untuk berbelanja baju, hijab atau buku yang kita idam-idamkan. Atau melakukan hal yang bersifat meng-entertain diri kita sendiri. Jadi bahagia itu pilihan, dan eksekutornya adalah diri kita sendiri bukan? Jadilah bahagia dengan hal simpel bernama -me time-.

Purwokerto, 18-09-2017

Jumat, 15 September 2017

Pisang Coklat Simpel

Memasak adalah salah satu poin yang menjadi nilai lebih seorang ibu rumah tangga. Akan tetapi seorang ibu tidak lantas menjadi spesial di semua bidang bukan? Memasak pintar, menjahit pintar, mengurus rumah pintar, mengurus anak dan suami pintar. In my opinion : kalau bisa segala hal mungkin iya, tapi kalau semuanya bisa sempurna rasanya ibu akan menjadi sosok yang tanpa cela. Dan itu bukan saya, orang lain mungkin iya.

Siang ini saya menyelesailan membuat cemilan yang cukup simpel - pisang coklat. Tapi tidak sesimpel kelihatannya. Karena ada bayi satu tahun yang berusaha mencari-cari perhatian saya ketika saya sedang asyik sendiri. Lalu, ketika saya berhasil menenangkannya saya berpamitan untuk kembali ke dapur dia pun menyusul dengan riang. Mencoba meraih-raih kompor letaknya memang bisa ia jangkau. Dan itu kembali membuat saya terhenti beberapa saat.

Sebetulnya saya membeli kulit lumpia (instan) di mamang sayur sejak kemarin. Namun karena banyak hal yang harus saya kerjakan baru siang tadi saya eksekusi. Wah, cukup membuat kulit lumpia menjadi keras dan akhirnya harus saya kukus sebentar agar kembali lembut dan bisa saya gulung. Bermodal kulit 10pcs seharga Rp 1.500,- pisang kepok 4pcs Rp 2.000,- serta meses dan minyak goreng yang memang sudah tersedia membuat saya cukup bahagia. Sekali pun itu saya nikmati sendiri.

Semua pasti sudah bisa membuatnya bukan? Tinggal memotong pisang menjadi beberapa bagian, lalu mengisikannya kedalam kulit, menaburi dengan meses, menggulungnya, merekatkannya dengan tepung yang diencerkan. Kemudian finishing, goreng dalam minyak panas. Fyi, minyak goreng menjadi kecoklatan dan ada endapan coklat dibawahnya. Saya kemudian menyaringnya agar minyak itu bisa saya gunakan kembali.

Saya termasuk orang yang akan memasak jika mood saya baik. Oleh karenanya saya selalu mengupayakan mood saya baik ketika memasak. Kalau sudah lelah, saya akan memutuskan membeli. Bukan karena tidak mencintai keluarga melalui masakan, tentu saja saya mengupayakan hal lain. Misalnya : membaca buku kemudian membagikan cerita kepada suami saya. Bermain bersama anak saya sebagai bayaran mahal karena tidak memasak. Iya, saya seremeh itu.

Tempo hari, saya kena bully di sebuah grup karena saya bertanya hal remeh -menempelkan tepung roti ke risoles-. Ada mbak-mbak yang kemudian menasehati saya panjang lebar di forum, dan saya hanya mengiyakannya. Bagi saya memasak hanya sebagian yang perlu saya perhatikan. Ada bagian lain yang perlu saya perhatikan misalnya kebersihan rumah, kesehatan saya dan anak mengingat kami hanya tinggal berdua. Jadi untuk memasak hal sesimpel piscok bagi saya itu tidak simpel. Memasak harian iya, dan yang utama untuk si kecil. Jikalau saya lapar dan terpaksa tidak memasak, maka warung sebelah rumah menjadi jurus pamungkas saya.

Hidup itu simpel, sesimpel membuat piscok. Tetapi terkadang sudut pandang yang membuatnya tak simpel. Pengen makan piscok anak masih kecil dan belum memahami komunikasi dua arah yang saya bangun? Belilah jika memang ada uang. Jikalau tidak maka tahanlah beberapa saat, dan saat malam tiba eksekusi. Itu akan menjadi hal yang membuat kita bilang "worth it lah...". Menjadi ibu tidak semudah melahap sepiring makanan bertabur cabe bagi pecinta pedas.

Ini semacam self healing karena beberapa hari ini saya cukup lelah dan merasa butuh mengeluarkan uneg-uneg saya. Maaf jikalau tulisan ini sama sekali tidak bermanfaat. Ini sebagai jejak rekam bahwa saya sedang berusaha menyalurkan emosi saya melalui sebuah tulisan. Dan ini saya tulis guna memenuhi #3DAYS1POST saya. Terimakasih sudah berkenan membaca.

Selasa, 12 September 2017

Antara Raisa, LCB dan Mbak Tari

Hai, apakah salah satu dari temans mengalami kebaperan akut belakangan ini? Hehe...saya cukup sedikit terselamatkan walau pun beranda stori IG pecah sama berita pernikahan Hamish-Raisa dan juga LCB-Engku Emran. Pasalnya apa? Alhamdulillah saya sudah menikah. Coba kalau belum, beuh pasti terpotek-potek hati ini.

Well kali ini saya pengen bahas tentang konsep make up yang disorot banget sama netizen. Kalau buat saya Raisa dan LCB termasuk seleb yang memang bisa saya bilang cantik dari sononya. So, nggak di make up pun bakalan cakep. Tau kan ya kata bebas bisa disematkan sama siapa aja? (1) orang kaya (2) orang cakep (3) orang gila. Untuk Raisa dan LCB masuk kategori 1 dan 2 so saya bakal bilang "orang cakep plus kaya mah bebas."

Ketika para netter sibuk komen Raisa kenapa ya di hari pernikahannya malah dandan biasa aja? Nggak manglingi? Dan jawabannya adalah karena memang itu request dari sang suami. Karena hamish meminta Raisa tampil seperti biasa, jangan sampai kelihatan berbeda sekali karena make up. Pilihan jatuh kepada kedua mempelai bukan? So what :) Raisa tetap memukau kok menurut saya. Simpel, elegan dan bahagia. Bertambah-tambah lah kecantikannya.

Nah, untuk LCB yang justru manglingi adalah ketika dia di touch up dengan kesan bold. Dan warnanya bukan LCB banget, begitu kata para netter. Alis tebal, make up agak pucat dan lisptik warna gelap. Cantik kan tapi? Tetep cantik kok menurut saya. Terlepas dari banyak yang kecewa atas make up LCB pada saat akad, saya yakin LCB tidak sembarangan dalam mengajukan konsep make up kepada MUAnya donk. So, biarlah LCB tampil beda -cantik- dengan caranya sendiri. Kita sebagai penikmat tak perlu lah banyak nyinyir seperti akun lambe-lambean.

Yang terakhir adalah salah satu sahabat saya yang menikah hampir bersamaan dengan kedua seleb diatas dan dia bisa 'disulap' secantik barbie ala-ala. Ketika saya tanyakan ke mbak tari -nama sahabat saya itu- dia cuma bilang pasrah sama MUAnya lho. Beuh, kebetulan yang luar biasa ya. Berarti mbak MUAnya memang memiliki sense of art yang tinggi. Mbak tari manglingi banget. Amazing.

Terlepas dari manglingi atau tidaknya si pengantin sebisa mungkin kita perlu berkomunikasi dengan pihak MUA. Ah, saya pernah mengalami kekecewaan karena hal tersebut. Saya sudah mengajukan konsep make up yang saya mau,but ditolak mentah-mentah sama MUAnya. Saya merasa tidak percaya diri lho ketika saya ber-make up di hari bahagia saya itu. Dan saya merasa ini bukan saya banget. But, semua tak bisa diulang. So buat temans yang belum dan akan menikah memilih MUA termasuk hal krusial yang harus dipertimbangkan baik-baik. Banyak mencari referensi dan selalu berkomunikasi dengan MUA pilihanmu agar kamu tak kecewa kelak. Menikah hanya sekali bukan? So jadilah cantik tapi dengan versimu dan jangan justru kehilangan something yang prinsipal.

Ditulis dalam rangka memenuhi target pribadi #3DAYS1POST

Purwokerto, 12-09-2017.

Selasa, 05 Januari 2016

TIPS BERBELANJA BAJU (ONLINE) BUAT CEWEK

Assalamu'alaikum shalihat. Sehat kan ya?Alhamdulillah hari ini luar biasa! Kali ini aku akan bagi-bagi tips mengenai cara berbelanja baju secara online. Ini berdasarkan pengalaman pribadi aja sih karena beberapa kali berbelanja dan kurang sesuai. Kita-kita sekarang ini lagi gandrung banget kan ya kalau liat barang 'bagus' di dunia maya. Betul nggak sih?kalau aku iya. Entah di FB, DP BB teman, IG atau sosial media lain yang memungkinkan para pelaku pasar untuk menampilkan gambar, menyertakan detail dan juga harga tentunya. Apa aja sih tipsnya biar nggak 'keblongsok' atau tepat guna?Simak yuk :

1. Kenali betul bahan yang digunakan. Caranya gimana sih?nah, teman-teman pasti pegang smart phone satu-satu kan? Jika bahan tidak tercantum dalam detail produk, tanyakan dulu apa sih bahan dari baju itu kepada penjual? Lalu kita wajib browsing seperti apa sih karakter bahan itu. Masuk kedalam kategori apa sih bahan itu. Cocok atau tidak seperti yang sedang kita cari. Seperti misalnya jelas tercantum bahan jersey. Jersey adalah salah satu jenis bahan yang harus dihindari oleh orang berbadan berisi. Karena apa? Walaupun adem dan jatuh bisa dipastikan akan nyeplak dan nggak banget menurut saya. Apapun jenis jerseynya, premium sekalipun apalagi jika ukurannya terlalu mepet. Melar sih, tapi badan jadi terlihat lebih aduhai.

2. Kenali ukuran badan diri sendiri. Bagi teman-teman yang memiliki badan fit sih nggak masalah. Tetapi bagi kalian yang memiliki badan agak unik misalnya tinggi dapet isi nggak dapet alias tinggi lencir atau yang memiliki karakter unik lain jelas perlu tahu dengan pasti minimal berapa Lingkar Dada dan panjang Baju yang biasa kita pakai. Kalau sedang menjahit baju boleh dicatat ukurannya. Naik turun BB kita toh tidak terlalu fluktuatif bukan? Nah kalau  detail LD dan PB tidak dicantumkan dengan detail pasti aku hindari mengingat badanku masuk kategori berbadan ekstra. Pernah beli ukuran nggak jelas dan hanya tercantum Fit to L dan ya baju itu nggak jelas bentuknya di badanku. Intinya sih, biasanya penjual bilang baik-baiknya aja dan sering bilang muat padahal yang tau diri kita ya kita sendiri bukan orang lain apalagi kita tidak mencobanya secara langsung bukan? Bisa sih dipermak kalau kebesaran, lha kalau kekecilan kan sayang.

3. Jangan terkecoh oleh gambar model apalagi wajahnya. Please, jadilah pemakai dan pembeli yang bijak. Saya berkali-kali menemukan gambar-gambar selebgram yang dimanfaatkan oleh oknum pedagang yang ingin meningkatkan penjualan dengan cara demikian. Ingat, bukan ENDORSE ya. Jadi misal ada satu gambar selebgram di Endorse oleh OLshop X. Bahan baju itu jenis ceruty kulitas premium dan nampak sekali bagus ketika dipakai, harganya pun menyesuaikan. Kemudian ada orang yang berusaha memodifikasi dengan mengganti bahan lain (menjadi jersey), mengunggah ke sosial media tetapi menggunakan gambar yang sama dengan picture pada saat si selebgram tadi mengenakan baju berbahan ceruty premium tadi. Bagi kita yang 'melek' info sih bisa dihindari, lalu bagi mereka yang visualnya lebih cepat terpengaruh apa nggak ekspektasinya tinggi sekali?Sudah begitu harganya pasti jauh lebih murah. Pasti menggiurkan. Bayangkan, ini adalah salah satu pembodohan baru bukan? Hati-hati.

4. Pilihan warna. Pedagang yang baik biasanya akan memberikan keterangan selisih kecerahan warna pada tiap gambarnya. Jika kita ragu  maka mintalah si pedagang memfotokan ulang tanpa menggunakan efek apa pun sehingga hasilnya lebih kelihatan seperti apa sih aslinya.

Selamat berbelanja online, semoga sedikit membantu dalam mengatasi masalah dalam berbelanjamu. Sekian. Keep writing, stay blogging. Wassalamu'alaikum...

Rabu, 16 Desember 2015

JALAN-JALAN : PARIS VAN JAVA

Assalamu'alaikum...hai gimana hari Rabumu?
Semoga menggebu ya. Oke hari ini saya bakal masak sayur lodeh dan pindang kemangi. Well, insyaAlloh semoga bisa posting resepnya. Kali ini saya bakal sedikit nge-bahas tentang mall yang jadi salah satu ikon di kota Bandung. Paris Van Java. Iyuhu, saya baru kesana sekitar sebulan lalu. Ada beberapa keunikan dan kenyamanan kenapa kita mesti datang ke mall itu. Menurut kacamata saya sih ini kelebihannya :


-  Tempat sholatnya keren binggo, bersih dan asri? Kok bisa? Iya soalnya partisi antara jamaah perempuan dan laki-laki adalah tanaman hias yang merambat. Ada taman mungil dengan gemericik air yang nggak kalah bikin suasana makin adem. Mukena yang dipinjamkan pun nggak 'buluk' seperti yang biasa saya temui di tempat lain.
- Boleh membawa binatang peliharaan. Nah, sepertinya hanya mall ini seantero Bandung yang mengijinkan untuk membawa pet ke dalam sebuah mall. Bagi pecinta kucing atau anjing yang biasanya suka mengajak binatang kesayangan mereka jalan-jalan, mereka tak perlu lagi khawatir soal ini. Karena PVJ menjawab ini semuanya. Hihi riweh juga kalau saya punya ikan dan saya bawa aquarium jalan bersama saya ya?
- Variatif menu makanannya. Iya, buat kita yang nggak suka coba-coba(lidah kampung seperti saya) sih lebih baik milih salah satu tempat makan franchise yang pasti-pasti aja(pasti Halal, inget juga ya). Tapi buat mereka pecinta kuliner disini banyak sekali lho pilihan tempat makan yang menarik. Desain tempatnya juga OK-OK punya. Ada chinese, japanese, western sampai makanan Indonesia juga ada. Cobain deh kalau main ke Bandung. Ya walau pun kantong cekak asalkan window shopping nggak jadi masalah kok. Tapi masalah makan jangan pelit ya, asal juga nggak berlebihan.
- Pusat fashion ternama. Yup, kalau di Bandung emang sih yang terkenal banyak FO (factory outlet) adalah kawasan Dago. Nah, tapi disini merk ternama sekelas Zarra, Mango dkk terpampang nyata lho. Kalau buat kantong mahasiswa salah satu outlet yang musti dikunjungi adalah payless. Selain harganya bersahabat menurut saya, barangnya juga lucu-lucu. Payless ini spesialis alas kaki dan tas dengan brand seperti american eagle, viori dll. . Kita bisa menjumpai  outlet payless di kota lain lho seperti Semarang tepatnya di Java Mall.
- Desain interior dan tata letaknya bikin kita nggak boring dengan tampilan mall yang gitu-gitu aja. Apik, unik dan kece badai pokoknya. Jadi orang bakal betah deh walau pun udah muter-muter dan masih disitu-situ aja. Oia, kalau malam lampu-lampu taman di PVJ ini asyik banget deh. Lampunya digantung ai atas kita selang kira-kira tiap 2 meter persegi dan seluas halaman PVJ. Jadi Bandung kaya mandi cahaya gitu, ceile berasa di Paris beneran. Sayangnya sih tempat parkir depan masih direkonstruksi. Semoga aja lekas jadi biar nggak mengganggu kenyamanan para pengunjung yang memilih parkir di depan.
Nah segitu dulu ya. Saya lampirin foto saya di salah satu outlet di PVJ, namanya DAISO. Outlet yang menjual perabotan berlabel Negeri sakura. Narsis dan eksis boleh dimana aja karena bisa jadi momen itu nggak akan terulang. Wassalamu'alaikum...keep writing and stay blogging.

Jumat, 11 Desember 2015

CATATAN : CINCIN KAWIN DAN JARI MANIS KIRI

Assalamu'alaikum shalihat. Yey, jumpa lagi dengan saya alhamdulillah dalam kondisi sehat meskipun ngantuk lebih akrab dengan mata saya akhir-akhir ini. Masak apa hari ini? Saya masak tumis kacang dan pindang goreng tepung buat sarapan. Suami saya buatkan bekal makan siang dadar telur dan ca sayuran. Untuk nanti malam saya bikin tahu bacem dan sop so'un gambas. Bawa bekal biar romantis katanya, padahal sih biar ngirit *yakin deh*. Hahaha, nggak papa sih hemat plus lebih sehat insyaAlloh.
Oia, sering nggak sih bertanya kenapa cincin tunangan atau cincin kawin dipasang di jari kiri?ah terlepas dari jari kiri juga dilakukan untuk aktifitas 'itu' plis jangan bayangin yang jorok aja ya dear. Saya pernah mengikuti sebuah talkshow di televisi dan membaca sebuah tulisan tentang hal itu. Ya, jadi kata orang Yunani pada jari manis sebelah kiri tedapat 'vein of love' atau 'vena amoris'. Makanan jenis apa itu?tentu saja bukan jenis makanan, apalagi umbi-umbian. Dia adalah pembuluh darah yang kabarnya langsung berhubungan dengan denyut jantung. Yey, jadi ini hanya faktor kepercayaan ya dear. Boleh dilakukan tetapi jangan terlalu diyakini bahwa mutlak harus di jari manis sebelah kiri. Ya budaya kita berarti masih mengikuti budaya negeri para dewa itu.
Nah, saya pun karena kebesaran dan selain karena tangan kanan lebih sering saya gunakan untuk aktifitas inti jadi saya mengenakannya di jari tengah kiri saya. Tergantung pasnya dimana aja gitu, jadi nggak perlu saklek ya karena ini bukan menyangkut Aqidah atau Akhlak. Ada juga beberapa teman dan saudara saya karena ukuran jari mereka memang ekstraordinary (kekecilan sih kebanyakan) jadi walau pun sudah mengambil ukuran kecil tetap saja kekecilan jadi mereka memasang cincin itu bukan di jari manis mereka. Sekian postingan kali ini. Late post karena kemarin lupa ketiduran....keep writing stay blogging. Wassalam...
*Ditulis Jumat 11-12-2015*

Sabtu, 05 Desember 2015

DAPUR : TOTOLE SI KALDU JAMUR

Assalamu'alaikum...Hai, jumpa lagi dengan saya, semoga dalam kondisi sehat dan tetap bersemangat ya. Tau kan ya kelebihan kadar MSG itu nggak baik buat kesehatan. But pada umumnya orang-orang yang sudah ter-mindset 'ora ono micin ora masak'. Ibu maupun Ibu Mertua saya pun demikian, sama-sama kekeuh bahwa tanpa penyedap rasa (atau setidaknya kaldu bubuk), makanan berasa kurang nampol. Apalagi buat mereka yang suka jajan di luar, pasti kalau penyedapnya kurang dia bakal ngerasa 'cemplang' banget nih makanan. Liat aja berapa sendok teh yang dimasukkan ke dalam seporsi mangkuk bakso/ mi ayam yang sering kita kudap di luar? Umumnya bisa 1 sendok teh lho, dan itu artinya kurang lebih 10gram. Itu baru di mangkok, belum di kuah rebusan kaldunya, belum di adonan daging baksonya. Cukup bombastis kan?gimana rasanya nggak fantastis penyedapnya aja segambreng. Nah, boleh ya pake MSG asal tidak terlalu banyak kadarnya. Dikit-dikit bisa dikurangi porsinya kalau belum bisa sama sekali nggak pakai penyedap. Sehari cukup 3 gram saja kalau bisa.
Nah, alternatif lain biasanya ibu-ibu lebih memilih kaldu bubuk(misalnya : Royco atau Masako) karena merasa lebih sehat dan MSG bukan merupakan satu-satunya unsur yang terkandung di dalamnya. Karena disitu jelas ada rasa yang ditonjolkan yaitu sapi atau ayam walau pun dalam bentuk bubuk. Nah, lagi-lagi ini soal porsi penggunaan jangan sampai berlebih sekalipun itu bukan pure MSG. Sebetulnya kalau kepengen pure non MSG bisa lho, bisa pakai gula putih (pasir) biar rasa makasan lebih balance. Atau kalau suka bisa pakai gula aren (jawa) walau pun sedikit. Terbukti kok, masakan asisten rumah tangga saya (ketika saya masih kerja) walau tanpa MSG dan kaldu bubuk selalu endes. Ternyata beliau selalu menggunakan rempah segar, plus nggak lupa gula jawa lho. Saya juga sudah beberapa kali mencobanya, dan memang betul terbukti.
Tempo hari ketika saya pulang ke rumah Ibu Mertua, saya menemukan serbuk yang bentuknya memanjang dan berwarna putih tulang. Saya pikir itu adalah silica gel. But kok di dapur?Usut punya usut itu adalah Totole. Totole adalah kaldu jamur yang di padatkan. Ini cocok digunakan untuk orang yang sedang diet vegetarian dan ingin mengganti kaldu hewani mereka. Tanpa MSG kah?jika disitu jelas terdapat tulisan MSG atau kode E621 berarti mengandung MSG. Halalkah?iya, karena tidak mengandung unsur hewani sama sekali. Bagaimana legalitas produknya?BPOM dan MUI sudah di dapat jadi insyaAlloh ya terjamin aman. Rasanya gurih sekali walaupun sedikit lho, Penasaran yuk dicoba.

Jumat, 27 November 2015

JALAN-JALAN : TRAVELLING WITH STYLE

Hai, hai aduh bahasan kali ini cucok dan lagi trend banget nih pemirsa. Ngalamin nggak yang kaya gini? Jaman sekarang kan, sebelum makan di poto #bahkanduniaharustaukitamakanapasaatini. Sebelum jalan-jalan di poto, dengan hastag #OOTD biasanya nampilin foto full body ya. Bukan bodynya lho yang ditonjolin but outfit-nya hehehe...Gimana dengan kamu?kalau aku sih kadang-kadang ajah, tapi pakai baju seadanya. But, bukan rahasia lagi ya kalau seleb2 *tidak termasuk aku* bahkan yang nge-rasa seleb pun turut hanyut dalam euforia ini. Mau jalan-jalan harus nge-pasin sama suasana tempat tujuan gitu. Bener juga sih, masa iya mau ke pantai pakai coat tebel berasa mau liburan ke Eropa kan nggak lucu. Bukan cuma itu saja lho ternyata. Warna baju, model, udah pernah dipake disatu tempat atau belum di bela-belain harus perfect di mata dunia . Demi apa?Yeah, upload di SosMed...

Lucu sekali ya. Yang bawa sepatu berbagai-bagai hanya untuk travelling ke satu kota juga ada lho (bukan nyinggung, nyindir atau nyinyir kok dan emang nggak berhak untuk itu), iya sih banyak tempat yang dikunjungi, tapi apa nggak repot ya?mulai stiletto, flat shoes, sepatu kets, boots, wedges. Apalagi baju yang bisa dilipet jadi seuprit, pasti di bela-belain sampe segambreng deh. Nggak punya baju dan kelengkapan outfit juga musti berburu demi capture yang good looking but nggak semua kok kaya begitu, tapi banyak yang begitu. Lagi-lagi kalau kamu gimana?hehehe...kebanyakan nanya mungkin bisa jadi kaya *pikiran alay bin ababil?*...

But kalau kita mau tampil kece badai dan hemat untuk mengikuti trend Travelling With Style bisa deh ngikutin tiga tips dibawah ini :

- Padu Padan or Mix and Match
Punya donk baju (bawahan), sepatu, dan tas yang sifatnya netral? Nah, ambil itu dan padankan dengan atasan warna-warna yang lebih jreng atau bermotif. Bagi kita yang berhijab gunakan hijab warna netral sepadan sama bawahan biar lebih simpel. Pilih sepatu dan tas yang warnanya senada, tidak perlu berukuran besar karena ini hanya demi capture ya. Bagi yang suka tuker-tukeran baju atau pinjam meminjam boleh juga asal nggak tengsin ya.

- Gunakan aksesoris pendukung
Misalnya kita mau berlibur ke pantai atau tempat terbuka kacamata jadi pilihan yang tepat lho buat aksesoris sekaligus pelindung dari silau berlebih. Topi juga bisa digunakan sebagai penambah aksesori yang bermanfaat dan mendukung penampilan. Aksesori apa yang kira-kira bisa kamu pilih untuk melengkapi penampilan sekaligus dual manfaat lainnya?Yuk share...

- Hemat
Inget ya, kebutuhan dan keinginan selalu berlawanan but kalau emang butuh beli buat jangka panjang boleh deh dibeli (sepatu, tas, dan aksesoris) tapi kalau sekedar buat numpuk koleksi, yuk kurangi pemubadziran. Inget, mubadzir adalah teman dari setan *serem kan?*. Bisa pilih pinjem atau tukeran sama temen atau kakak dan adek kan :D


Happy Travelling with Style...Get your best capture in every moment guys. See you on next posting...Stay Blogging....