Hari ini sembari nyetrika saya nyimak acara TV (hal
yang sangat langka) karena biasanya TV di monopoli oleh suami di pagi hari
dengan menonton acara favoritnya yang tidak lain dan tidak bukan adalah SPONGEBOB SQUARE PANTS
. Saya sangat takjub dengan wajahnya yang sampai terlongo-longo menyaksikan
aksi konyol dari tokoh kartun yang diangkat dari perwujudan sabut cuci piring
itu. Well, menurut saya nggak banget(kapan-kapan saya bedah deh kenapa kartun
itu begitu digemari, wkwkwkw). Sangat kontras dengan kondisi semalam dimana
wajahnya menyimak data statistik Perbankan Indonesia sambil mendengarkan yang
saya pikir itu adalah musik, ternyata adalah recording hasil presentasi mantan
kepala kantor Pusat BRI yang baru-baru ini ia ceritakan kepada saya. Wahai
suamiku kamu lucu dan menggemaskan sekali. Sudah-sudah ini bukan melodrama atau
drama korea.
Nyambung yang
tadi ya, acara TV yang saya simak hari ini adalah sebuah kajian yang mengangkat
tema cukup menarik. Temanya adalah mengenai kecantikan, dan bagaimana isu
kecantikan yang sekarang ini sedang marak disorot dari sisi agama Islam. Komentator
dari dunia selebritis ada Mba Andi Soraya dan Mba Soraya Larasati (keduanya
sama-sama Soraya). Acara ini diisi oleh Ustadzah Qurrota 'Ayun. Ada juga bintang tamu
sekaligus pelaku (bedah kecantikan) yaitu Mba Ratu Metta. Dan yang nggak kalah
cetar yaitu rombongan Ibu-ibu majelis taklim dari seluruh Indonesia yang
mengenakan baju warna-warni yang semakin membuat acara ini semarak. Komplit ya.
Oh iya, satu-satunya lelaki tampan yang tersorot kamera adalah host dari acara ini adalah Kak Bobby.
Sudah lengkap ya?
Dalam kajian kali
ini Ummi ‘Ayun (begitu beliau akrab di sapa) menjelaskan bahwa setiap manusia
terlahir sempurna dan indah. Semua membawa kekurangan yang sudah barang tentu
dilengkapi pula dengan kelebihan yang melekat pada diri setiap individu. Pun dengan
perempuan, ia terlahir cantik dengan versi masing-masing. Ada yang berhidung
tidak terlalu mancung tetapi tetap cantik, ada yang bergigi ‘gingsul’ tapi menambah manisnya,
serta ke-khasan masing-masing individu yang tidak ada satupun yang serupa di
dunia ini. Dan semua sudah diciptakan Allah secara seimbang. Beliau pun mengutip
sebuah ayat dari kitabullah yang berbunyi :
“Sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS At-Tin : 4)
Nah, selang
beberapa menit setelah beliau menjelaskan tentang bagaimana keindahan fisik
manusia beserta bagaimana cara mensyukurinya ditampilkanlah slide-slide tentang
seseorang yang telah mengubah beberapa titik di wajahnya dengan sulam bibir,
sulam alis, tanam benang, dan tarik wajah yang tak lain adalah Mba Ratu Metta.
Motivasi Mba Metta dalam melakukan ‘revisi’ terhadap ketidak puasan atas
ciptaan Allah itu adalah dorongan dari sang calon suami. Yah, baru jadi calon
pemirsa. Yang langsung disambut agak sarkatis oleh Mba Andi Soraya sebagai
komentator. Beliau (Mba Andi) berkata “mba Metta yang masih cantik dan muda
saja diminta tarik-tarik wajah demi dia. Gimana nanti kalau wajah mba sudah
nggak bisa di tarik-tarik?apa dia bakal ninggalin mba demi yang lain?”.
Mba Metta pun akhirnya
menjawab dan mengakui bahwa beliau pun melakukan ini karena dasar suka dan
ingin tampil lebih cantik (jadi memang atas permintaan calon suami, dan beliau
mengiyakan) bukan atas dasar paksaan. Dari sisi Mba Soraya Larasati ( sebagai komentator
ke dua), beliau lebih slow dalam menanggapi “Jika itu permintaan suami sih
nggak apa-apa menurut saya (beliau menyebutkan hadits yang terbatas pada nama perawinya
saja yaitu Imam Nawawi tanpa menyebutkan redaksi dan beliau pun mengakui
sumbernya hanya terbatas dari internet).” Mba Metta pun kemudian meminta solusi
dan pandangan atas apa yang sudah dilakukannya kepada sang empunya acara. Ummi ‘Ayun
pun kemudian membacakan sebuah hadits yang
bunyinya demikian :
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
‘anhu, beliau mengatakan, “Allah melaknat
tukang tato, orang yang ditato, al-mutanamishah, dan orang yang merenggangkan
gigi, untuk kecantikan, yang mengubah ciptaan Allah.”
(HR. Bukhari , Muslim, dan mutaffaqun alaih).
Beliau sebagai nara sumber sangat
tegas dalam menerangkan bahwa memang tidak boleh merubah ciptaan Allah dalam
bentuk apa pun(baik permanen maupun non
permanen). Kecuali untuk case tertentu
(misal : karena sebuah kecelakaan seseorang mengalami bibir sumbing maka justru
itu wajib dioperasi karena demi kemaslahatan, contohnya ketika membaca Qur’an).
Bahwa Allah sudah menciptakan kita
dengan sebaik-baiknya penciptaan. Lalu apa kabar dunia yang sekarang ini
dipenuhi dengan tindakan bedah kecantikan yang sudah dianggap mainstream
itu?Wallahu ‘alam. Memang benar Islam datang dalam kondisi terasing dan akan
pergi dalam kondisi terasing pula. Orang taat dianggap fundamental. Orang
ikut-ikutan justru semakin banyak followernya. *miris*
Saya kemudian mengingat bahwa ketika
saya menikah saya terpaksa dicukur alis, bulu wajah, dan memakai bulu mata(rasanya
kepengen nangis sepanjang hari itu, karena alis saya hilang serta bulu mata
palsu berat sekali). Semoga itu terus menjadi pelajaran sekaligus reminder buat saya. Saya juga bukan
manusia sempurna dan menabur dosa dimana-mana. Tetapi saya mengiyakan pendapat
Ummi ‘ayun bahwa semua orang tentulah pernah melakukan dosa tetapi kembali
bagaimana kita menyikapi itu selanjutnya. Hidup harus terus berlanjut bukan?
Yang sudah kita tutup, yang belum mari kita tingkatkan ilmu pengetahuan. Yey,
atas nama ILMU PENGETAHUAN. SEMANGAT. Terus berkarya, menulis, dan menjadi
blogger yang bermanfaat. Salam…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar