Rabu, 30 Maret 2016

OPINI : TEST IQ

Assalamu'alaikum shalihat, hari ini saya sedang membaca salah satu buku parenting yang ditulis oleh Ayah Edy. Buku ini berisi mengenai berbagai macam pertanyaan yang muncul dalam kehidupan kita, tentang cara menghadapi anak dan lingkungannya tentu saja. Nah, saya menemukan sebuah pertanyaan yang cukup menarik, yaitu tentang seberapa pentingkah test IQ dalam kehidupan kita?Ada yang menjawab penting, sangat penting, atau bahkan ada yang (berani) menjawab tidak penting. Nah, semua punya alasan dan latar belakang masing-masing tentu saja. Ternyata saat ini masih banyak orang tua yang begitu 'mengagung-agungkan' dan membayar mahal demi mengikuti test ini lho. Jika hasilnya bagus (sesuai harapan tentu saja, minimal hasilnya  normal maka orangtua akan sangat bahagia), lalu jika hasilnya tidak sesuai harapan bagaimana ya kira-kira?

Nah, boleh ya saya bercerita sedikit mengenai hasil belajar saya hari ini. Jadi asal-muasal test IQ ini muncul sejak jaman Perang Dunia I (sudah lama sekali ternyata ya), seorang psikolog berkebangsaan Perancis bernama Alfred Binet diminta oleh pemerintah di negeri itu untuk membuat sebuah tes guna menyeleksi calon tentara. Pada jaman dahulu belum  ditemukan hasil riset mengenai otak dan cara kerjanya sehingga dasar dari pengukuran kecerdasan didasarkan pada asumsi "Bell Curve" atau kurva yang berbentuk lonceng. Nah, tahu ya bentuk lonceng seperti apa?Ya, bentuk lonceng adalah mengerucut (semakin ke atas semakin kecil, dan melebar di bagian bawah). Dari bentuk lonceng inilah orang yang mengikuti test IQ digolongkan menjadi beberapa 'kasta'. Hasil dari test IQ ini tentu saja adalah golongan yang jika posisinya terletak semakin mengerucut (atau di posisi top) maka dia digolongkan sebagai orang yang memiliki kemampuan analisa di atas rata-rata. Semakin posisinya kebawah semakin menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan seseorang dinilai lebih rendah. Nah, ternyata populasi yang jauh lebih besar adalah posisi yang semakin ke bawah Lalu apakah orang-orang di posisi mayoritas ini dinyatakan sebagai seseorang (calon) gagal? atau justru sebaliknya?Mari kita pelajari dan buktikan sama-sama ya.

Saya termasuk dalam kategori ber-IQ rendah lho menurut hasil test IQ. Hehe...jangan heran atau malah ditertawakan ya. Saya sih ngerasa banget kalau saya tak mempunyai kemampuan analisis yang cukup bagus. Saya harus belajar ekstra keras demi sebuah nilai pada saat menempuh pendidikan. Simpelnya saya suka tontonan dan bacaan yang simpel. Saya suka FTV dan saya suka teenlit hingga saat ini. Mungkin itu ada hubungannya dengan kemampuan analisis nggak sih? Tapi itu tak membuat hati kecil saya semakin kecil kok. Banyak di luaran sana orang biasa seperti saya sukses dengan cara : Belajar banyak dari sedikit hal. Nah, saya akan mencobanya dan harus mencobanya sebagai alat uji apakah IQ itu penting, cukup penting, tidak penting,  atau sangat penting buat saya. Apakah kamu berani mencoba dan menganalisis dirimu sendiri?

#Latepost