Selasa, 29 November 2016

CURHAT : BELAJAR PEDULI


Tadi malem nyambung chat via bbm setelah aku colek salah seorang temen, tetangga desa, adik kelas sekaligus mantan rekan kerja via mesagge FB. Alhamdulillah kami menikah beriringan, selang beberapa hari saja. Setelah bertanya mengenai kabar akhirnya dia menanyakan hal ini juga.

"Kak udah punya anak?" tanyanya
"Alhamdulillah sudah dek."jawabku

Jujur aku ngga punya keberanian buat tanya balik. Karena aku tau kisahnya beberapa waktu lalu. Semoga dia diberi kesabaran dan ketangguhan yang lebih.

***

Aku mudah sekali bergaul, aku suka ngobrol ngalor ngidul bahkan dengan orang baru sekalipun. Di minimarket dekat tempatku tinggal ada seorang mba-mba yang baru saja melahirkan. Persis sama sehari dengan kelahiran putra pertamaku, Dzakir Nata Adikara.

Aku suka menyebut ivana, putri mba itu sebagai kembaran putraku. Dia bercerita bahwa Ivana tak lagi mau minum ASI  sama sekali setelah tiga hari tak diberi ASI olehnya. Memang Ivana minum susu formula sejak lahir, jadi di mix antara ASI dan Sufor. Aku hanya manggut-manggut sambil sharing ilmu semampuku bahwa memang begini dan begitu.

Ketika aku berbelanja pospak (baca : popok sekali pakai) Dzakir, dia bertanya apakah Dzakir pakai pospak sepanjang hari? Aku jawab iya. Ia dengan penuh pemakluman menghiburku, "nyatane ngasuh dewekan sih ya mba bapaknya jarang di rumah mandan ngurangin kumbahan semending" (nyatanya memang mengasuh anak sendiri ya mba, bapaknya jarang di rumah biar ngurangin cucian dikit). 

Dilain waktu, sepulang posyandu dan aku mampir minimarket dia menanyakan berapa berat Dzakir sekarang. Aku jawab sekian, dan dia ketawa ngakak karena beratnya terpaut jauh dengan putrinya. Aku meringis, dan berkata anakku cowok mba minumnya lebih banyak mungkin yah. Dan ayah ibunya memang 'big size' :-D.

Dan yang terakhir kami bahas adalah anaknya sudah bisa tengkurep. Aku mengucapkan selamat sembari minta doa semoga Dzakir segera menyusul bisa tengkurep. Dia menghiburku, "Ora popo mba urung 6 wulan ikih, dinikmatin baen lah yah. Wong bongsore kaya kuwe nyatane." (Gpp mba memang belum 6 bulan juga, dinikmati dulu. Karena memang bongsor anaknya). Begitu kami selalu menghibur satu sama lain dan saling mendoakan.

***
Bahwa sharing itu tidak selalu meminta pendapat dan komentar apapun. Terkadang seseorang hanya butuh didengarkan, dimengerti dan didoakan. Tanpa perlu banyak kata seperti "Sabar, aku tau apa yang kamu rasakan." (Padahal tak pernah sama sekali mengalami hal serupa).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar