Minggu, 24 September 2017

Memperkenalkan Dunia Literasi Sejak Dini

Semarang sore ini mendung temans, tadi siang bahkan sempat hujan dan di beberapa titik terdapat genangan. Btw, siang tadi saya dan duo macan (baca : mama cantik) mengadakan city tour dadakan. Ceileh, cuma semalam kami rencanakan dan alhamdulillah hari ini bisa juga kesampaian.

Nggak jauh sih, seputaran semarang saja dan mengunjungi teman semasa kuliah sebagai agenda utama. Nah, dua teman saya itu (whini dan ocha) suka sekali membaca dan menulis. Whini adalah seorang penulis, sedangkan ocha adalah seorang blogger. Saya? Hehe sedang memperjuangkan keduanya.

Saya mengagumi sosok whini yang bisa mengajarkan ke dua buah hatinya merasa happy dengan dunia literasi. Mereka asyik sekali bercerita tentang buku. Bahkan mereka girang dan riang ketika whini bilang akan mengajak mereka ke gramedia. Toko buku besar, begitu kata kedua putri si ibu mungil itu.

Saya mencoba meneladani sosok whini, turut mengenalkan dunia literasi kepada buah hati saya sejak dini. Salah satu caranya adalah dengan membacakan buku-buku bergambar kepada  buah hati saya, hampir setiap hari. Mencoba berkomunikasi dengannya melalui buku.

Saya memiliki program khusus yang sedang saya galakkan. Whats new? setiap bulan saya harus membeli setidaknya satu eksemplar buku khusus untuk buah hati saya. Tidak harus mahal kok, hanya kisaran 30 ribuan. Mungkin terkesan mahal dan berlebihan ya? Semoga sih tidak. 

Begini,  saya pikir dengan uang jajan Rp 1.000,-/hari, yang sekarang hanya bisa digunakan untuk membeli dua butir cilok bisa lho digunakan untuk membeli sebuah buku. Karena anak saya tidak jajan cilok, apalagi setiap hari. Bagaimana caranya? Ya uang Rp 1.000,- itu saya kumpulkan dan saya belikan buku di akhir bulan atau di awal bulan berikutnya.

Seringkali ya, kita merasa boros untuk membeli buku tetapi tidak untuk hal lain. Misal : jajan, makan di luar, membeli baju, hijab atau bahkan kosmetik. Karena apa? Tentu saja mind set. Buku itu hampir sama dengan investasi jangka panjang bagi saya. Sedangkan makanan dan jajan itu sekedar kebutuhan atau keinginan yang sementara.

Mari membaca, merubah dunia melalui mindset kita. Mari cintai dunia literasi, agar waktu luang menjadi lebih terisi. Mari mengajarkan anak-anak mencintai buku, agar kelak mereka mencintai pengetahuan dan ilmu.


Semarang, 24-09-2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar