Jumat, 29 September 2017

Tips Memilih Sepatu Anak

Malam ini semarang cukup sejuk karena hujan turun beberapa saat lalu. Dulu jaman saya SMP saya cukup stres jika malam turun hujan. Kenapa? Karena saya harus menempuh perjalanan kurang lebih selama 30 menit dengan berjalan kaki untuk sampai ke sekolah saya. Melewati areal persawahan dan jalan becek yang membuat alas kaki saya kotor ketika sampai sekolah. Jika musim hujan tiba, bertambah pula nestapa hati ini hihi. Berpayung daun ketika lupa membawa payung, membeli kantong plastik untuk melapisi tas yang tidak waterproof, memanggang (istilah ibu saya : nggarang) sepatu yang lembab. Duh-duh, indahnya masa-masa itu.

Sejak jaman kuliah saya memilih sepatu karet sebagai koleksi wajib alas kaki saya. Selain harganya terjangkau, mudah dikeringkan, dan bisa tetap menerjang air sepatu karet juga memiliki variasi lucu-lucu lho. Ciwik-ciwik kan suka sama namanya barang lucu kan? *kedip-kedip mata*. Untuk sekarang saya juga demikian. Selain memilih sepatu karet, saya juga memilih warna basic agar sepatu-sepatu saya bisa di mix-match kan dengan baju saya. Misal : black, navy, cream. Cukup mewakili semua baju-baju donk dengan tiga warna itu?

Nah selesai urusan alas kaki si emak, pindah lah tugas saya sebagai ibu negara untuk memilihkan alas kaki terbaik buat buah hati saya. Saya bukan tipe ibu fashionable, dan tipe praktis namun tetap ekonomis. Mengedepankan kebersihan, kenyamanan dan kerapian bagi saya cukup. Misalnya : kenapa anak saya selalu saya pakaikan piyama ketika sore hari, setelah mandi? Pikiran simpel saya karena dia hendak tidur. Ya, sekali pun saya mengajaknya jalan-jalan sore keliling komplek itu belum merubah pakem saya untuk merubah style anak saya. Kan suka ada ya ibu yang mendandani anaknya, dari atas sampai bawah setiap selesai mandi, walau pun tidak ada acara khusus (semisal : bepergian, arisan atau posyandu). Nah, tanpa bermaksud menjustifikasi orang itu, hanya saja saya bukan orang yang demikian.

Saya sering lho mendapat belas kasihan dari orang-orang karena tidak memakaikan alas kaki untuk si kecil. Tapi saya tidak terlalu ambil pusing soal itu. Alasan saya waktu itu adalah karena anak saya belum belajar jalan. Sekali pun ada istilah prewalker shoes, saya tidak repot membudget untuk membelikannya sepatu yang jatuhnya hanya akan bermanfaat sebagai aksesoris belaka. Dua kali saya membelikannya sepatu, tidak terlalu mahal sih tetapi jatuhnya mubadzir. Nah, jadi menurut saya kapan sih bu kita harus mulai memikirkan sepatu anak? Jawaban simpel saya adalah setelah ia belajar berjalan. Nah, dibawah ini saya akan menjabarkan beberapa pertimbangan membeli sepatu untuk buah hati saya. Monggo bisa disimak, siapa tau suatu saat bermanfaat :

★ Bahan

Bahan disini saya memilih yang ringan. Kualitas jahitan kuat, bahan kainnya tidak panas agar kaki si kecil tidak lembab. Sekali pun nanti harus dipakaikan kaos kaki.

★ Desain

Saya memilih desain seperti gambar dibawah (terbuka bagian depan) karena pertumbuhan kaki si kecil cukup cepat. Lebar bagian samping agar tetap nyaman dipakai. Pilih warna yang cukup netral agar bisa masuk jika dipasangkan dengan koleksi baju si kecil.

★ Harga

Ada keuntungan khusus yang bisa kita dapatkan dengan tidak buru-buru membelikan si kecil sepatu. Apakah itu? Kita bisa menyisihkan uang budget sepatu semenjak ia berusia enam bulan, misal Rp 20.000,-/bulan misalnya. Dimana pada saat itu mungkin orang lain akan berlomba-lomba membelikan sepatu hingga berpasang-pasang bagi si buah hati. Nyatanya itu hanya demi memenuhi hasrat belanja sang ibunda. Bagi saya alas kaki untuk buah hati sebelum berjalan adalah kaos kaki. Simpel ya? Memang. Nah, jadi ketika kelak membelikannya sepatu dengan sedikit merogoh kocek agak dalam tak masalah karena sudah saving money bu.

★ Merk

Penting nggak? Buat saya tidak terlalu penting asal ketiga syarat di atas terpenuhi.Ceritanya Si kecil mendapat 'lungsuran' sepatu dari tetangga. Merknya cukup komersil lho tetapi setelah saya bandingkan dengan yang baru saya beli, spesifikasinya cukup jauh ternyata. Balik lagi ya, bagi saya harga pun tak jadi masalah asalkan itu sesuai kantong saya. Kenyamanan bahan dan desainlah yang terpenting buat saya.

I think enough. Terimakasih bagi yang sudah berkenan mampir. Silakan tinggalkan jejak ya :)

Semarang, 29-09-207

Tidak ada komentar:

Posting Komentar