Rabu, 21 Oktober 2015

CANTIK DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Hari ini  sembari nyetrika saya nyimak acara TV (hal yang sangat langka) karena biasanya TV di monopoli oleh suami di pagi hari dengan menonton acara favoritnya yang tidak lain dan tidak bukan adalah  SPONGEBOB SQUARE PANTS . Saya sangat takjub dengan wajahnya yang sampai terlongo-longo menyaksikan aksi konyol dari tokoh kartun yang diangkat dari perwujudan sabut cuci piring itu. Well, menurut saya nggak banget(kapan-kapan saya bedah deh kenapa kartun itu begitu digemari, wkwkwkw). Sangat kontras dengan kondisi semalam dimana wajahnya menyimak data statistik Perbankan Indonesia sambil mendengarkan yang saya pikir itu adalah musik, ternyata adalah recording hasil presentasi mantan kepala kantor Pusat BRI yang baru-baru ini ia ceritakan kepada saya. Wahai suamiku kamu lucu dan menggemaskan sekali. Sudah-sudah ini bukan melodrama atau drama korea.

Nyambung yang tadi ya, acara TV yang saya simak hari ini adalah sebuah kajian yang mengangkat tema cukup menarik. Temanya adalah mengenai kecantikan, dan bagaimana isu kecantikan yang sekarang ini sedang marak disorot dari sisi agama Islam. Komentator dari dunia selebritis ada Mba Andi Soraya dan Mba Soraya Larasati (keduanya sama-sama Soraya). Acara ini diisi oleh Ustadzah Qurrota 'Ayun. Ada juga bintang tamu sekaligus pelaku (bedah kecantikan) yaitu Mba Ratu Metta. Dan yang nggak kalah cetar yaitu rombongan Ibu-ibu majelis taklim dari seluruh Indonesia yang mengenakan baju warna-warni yang semakin membuat acara ini semarak. Komplit ya. Oh iya, satu-satunya lelaki tampan yang tersorot kamera adalah host dari acara ini adalah Kak Bobby. Sudah lengkap ya?

Dalam kajian kali ini Ummi ‘Ayun (begitu beliau akrab di sapa) menjelaskan bahwa setiap manusia terlahir sempurna dan indah. Semua membawa kekurangan yang sudah barang tentu dilengkapi pula dengan kelebihan yang melekat pada diri setiap individu. Pun dengan perempuan, ia terlahir cantik dengan versi masing-masing. Ada yang berhidung tidak terlalu mancung tetapi tetap cantik, ada yang bergigi ‘gingsul’ tapi menambah manisnya, serta ke-khasan masing-masing individu yang tidak ada satupun yang serupa di dunia ini. Dan semua sudah diciptakan Allah secara seimbang. Beliau pun mengutip sebuah ayat dari kitabullah yang berbunyi :

“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS At-Tin : 4)

Nah, selang beberapa menit setelah beliau menjelaskan tentang bagaimana keindahan fisik manusia beserta bagaimana cara mensyukurinya ditampilkanlah slide-slide tentang seseorang yang telah mengubah beberapa titik di wajahnya dengan sulam bibir, sulam alis, tanam benang, dan tarik wajah yang tak lain adalah Mba Ratu Metta. Motivasi Mba Metta dalam melakukan ‘revisi’ terhadap ketidak puasan atas ciptaan Allah itu adalah dorongan dari sang calon suami. Yah, baru jadi calon pemirsa. Yang langsung disambut agak sarkatis oleh Mba Andi Soraya sebagai komentator. Beliau (Mba Andi) berkata “mba Metta yang masih cantik dan muda saja diminta tarik-tarik wajah demi dia. Gimana nanti kalau wajah mba sudah nggak bisa di tarik-tarik?apa dia bakal ninggalin mba demi yang lain?”.

Mba Metta pun akhirnya menjawab dan mengakui bahwa beliau pun melakukan ini karena dasar suka dan ingin tampil lebih cantik (jadi memang atas permintaan calon suami, dan beliau mengiyakan) bukan atas dasar paksaan. Dari sisi Mba Soraya Larasati ( sebagai komentator ke dua), beliau lebih slow dalam menanggapi “Jika itu permintaan suami sih nggak apa-apa menurut saya (beliau menyebutkan hadits yang terbatas pada nama perawinya saja yaitu Imam Nawawi tanpa menyebutkan redaksi dan beliau pun mengakui sumbernya hanya terbatas dari internet).” Mba Metta pun kemudian meminta solusi dan pandangan atas apa yang sudah dilakukannya kepada sang empunya acara. Ummi ‘Ayun pun  kemudian membacakan sebuah hadits yang bunyinya demikian :

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan, “Allah melaknat tukang tato, orang yang ditato, al-mutanamishah, dan orang yang merenggangkan gigi, untuk kecantikan, yang mengubah ciptaan Allah.
(HR. Bukhari , Muslim, dan mutaffaqun alaih).

Beliau sebagai nara sumber sangat tegas dalam menerangkan bahwa memang tidak boleh merubah ciptaan Allah dalam bentuk apa pun(baik permanen maupun non  permanen). Kecuali untuk case tertentu (misal : karena sebuah kecelakaan seseorang mengalami bibir sumbing maka justru itu wajib dioperasi karena demi kemaslahatan, contohnya ketika membaca Qur’an).  Bahwa Allah sudah menciptakan kita dengan sebaik-baiknya penciptaan. Lalu apa kabar dunia yang sekarang ini dipenuhi dengan tindakan bedah kecantikan yang sudah dianggap mainstream itu?Wallahu ‘alam. Memang benar Islam datang dalam kondisi terasing dan akan pergi dalam kondisi terasing pula. Orang taat dianggap fundamental. Orang ikut-ikutan justru semakin banyak followernya. *miris*

Saya kemudian mengingat bahwa ketika saya menikah saya terpaksa dicukur alis, bulu wajah, dan memakai bulu mata(rasanya kepengen nangis sepanjang hari itu, karena alis saya hilang serta bulu mata palsu berat sekali). Semoga itu terus menjadi pelajaran sekaligus reminder buat saya. Saya juga bukan manusia sempurna dan menabur dosa dimana-mana. Tetapi saya mengiyakan pendapat Ummi ‘ayun bahwa semua orang tentulah pernah melakukan dosa tetapi kembali bagaimana kita menyikapi itu selanjutnya. Hidup harus terus berlanjut bukan? Yang sudah kita tutup, yang belum mari kita tingkatkan ilmu pengetahuan. Yey, atas nama ILMU PENGETAHUAN. SEMANGAT. Terus berkarya, menulis, dan menjadi blogger yang bermanfaat. Salam…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar