Rabu, 07 Oktober 2015

YUK PEDULI LINGKUNGAN : TAS NON PLASTIK

Alhamdulillah, setelah sekian lama nge-hiatusin ini blog akhirnya saya memutuskann buat ngajak balikan aja daripada nganggur kan sayang blognya(bentuknya entah kenapa saya suka, walau mungkin agak alay) *udah biarin aja*. Tentunya setelah membersihkan tulisan-tulisan saya yang ternyata kurang saya banget. Sekarang juga mikir sih kalau misal saya mau nulis kok takutnya curhat *secara nggak sadar beneran mulai curhat*. Jadi kuantitas boleh, kualitas tetap dipertahankan gitu *seolah-olah ngerti tulisan berkualitas kaya apa :D*. Setidaknya tulisan saya bermanfaat buat diri saya sendiri, alhamdulillah kalau bisa bermanfaat buat orang lain. 

Saya tidak lagi single sekarang, yup walau pun belum dikasih kepercayaan buat nimang dedek unyu saya meniatkan diri untuk nyusulin suami ke kota dimana kami tinggal sekarang dan keluar dari pekerjaan saya yang sangat ekstrim (ahahahahai :P). Yuhu, saya baru sebulan ini merasakan perubahan euforia wanita karir ke pure house wife. Enak?sebuah keputusan pasti ada sisi hitam dan putihnya ya (jangan tanya mulu, resign aja tar bakal ngerasain kaya apa :D). Yang penting kita harus yakin dan pegang ini : LIVE THE LIFE YOU LOVE AND LOVE THE LIFE YOU LIVE.

Aktifitas harian saya bisa dikatakan padat walaupun memang saya masih free ya kalau suami berangkat kerja. Mulai dari bersih-bersih (nyuci, ngepel), nyetrika, belanja dan memasak. Selain itu saya juga suka ngegame, baca, nge-youtube, sambil nekunin hobi baru *psssssttt rahasia :D*. Nah kali ini saya bakal sedikit berbagi cerita tentang kesibukan saya yaitu belanja. Saya sebetulnya bisa dibilang unik (atas pengakuan suami saya), bahwa saya tidak suka berbelanja seperti umumnya para perempuan. But, ini sekarang menjadi kewajiban saya. Masa mau hak nggak mau kewajiban? *ke laut aja kali ya*.

Kalau dipasar sering liat ginian kan?


Seandainya gambar orang pada gambar diatas itu dihilangkan, maka gambar itu hanya akan terlihat seperti aliran arus sampah kantong plastik yang bermuara pada satu tempat yaitu tempat sampah (kecil), dan selanjutnya dialirkan lagi menuju TPA, atau dibakar, atau bahkan lebih parahnya dibuang ke sungai. Well, bermacam-macam cara untuk 'menikmati' bagaimana mengakhiri siklus sampah kantong plastik. Yang bijak banyak, yang nggak bijak jauh lebih banyak. Kalau kamu termasuk yang mana?

Baru-baru ini saya menyadari dengan sangat bahwa berbelanja menggunakan kantong plastik sudah terlalu mainstream. Hal ini juga dianggap sebagai salah satu bentuk penghargaan terhadap pembeli, berapapun nominal barang yang ia beli. Saya beli bumbu pecel seharga Rp 3.500,00 saja Ibu penjual dengan sangat ramah menyodorkan kantong plastik ukuran kecil untuk membungkus. Pindah ke tempat belanja lain saya kembali disodori dengan berbagai warna dan ukuran plastik yang membuat saya sering kerepotan membawanya ketika saya pulang. Bayangkan jika sehari saja saya berbelanja di enam tempat maka saya akan mendapatkan 'bonus' kantong sebanyak 6 pieces setiap hari. Jika setahun maka jumlahnya tak kurang dari 2.190 pieces kantong plastik. Ya, yang berujung di tempat sampah. Fantastis ya?Emang Murah sih, tapi dampaknya itu lho. Next time semoga saya bisa membahas tentang dampaknya dalam postingan tersendiri.

Nah per hari ini nih, saya bawa tas hermes *bohong* (Teh Rini kali bawa Hermes buat diisi kangkung). Ya, saya membawa goodie bag hasil 'ngais'dari boks-boks penyimpanan milik suami yang menyimpan barang-barang antik (baca : sudah tidak dipakai). Saya menemukan goodie bag dalam kondisi berjamur dan dalam kondisi terikat pita cantik, itu merupakan suvenir dari pernikahan salah satu teman suami. Buat teman-teman yang nanti akan membuat suvenir (nikah, ultah, atau tasyakuran) setidak-tidaknya walaupun tidak mahal suvenir itu memiliki manfaat ya, biar tidak mubadzir. Salah satunya seperti di bawah ini :


Kira-kira manfaat yang bisa saya rangkum dengan penggunaan goodie bag ini sebagai pengganti kantong plastik adalah  adalah sebagai berikut :
1. Praktis (tinggal masukkan semua barang belanjaan ke dalamnya, bolehlah kalo misal minta pembungkus koran kecuali untuk item-item tertentu seperti : minyak, beras dkk. Barang pun tidak akan tercecer).
2. Kuat (dibandingkan dengan kantong plasik tentu saja goodie bag jauh lebih memadai jika digunakan untuk membawa barang yang agak berat sekalipun, asalkan tidak over ya).
3. Trendy (coba mba-mba, kakak kakak pasti lebih pede kalau bawa goodie bag ketimbang kantong plastik kan?hayo ngaku :P)
4. Hemat (membantu pedagang mengurangi pengeluaran untuk pembelian kantong).
5. Ramah lingkungan (mengurangi limbah sampah plastik).

Nah, sekarang yuk mari kita mulai dari hal simpel  dan kecil buat ikutan nyeruin jargon : SAVE OUR EARTH. Kalau belum bisa menghilangkan budaya '6 kresek sehari' saya setidaknya saya bisa mengurangi limbah plastik di sekitar tempat tinggal saya. Buat kita, anak cucu kita, dan masa depan kita tentunya. Smart tidak harus mahal kaya smart watch atau smart phone yang sekarang lagi trend ya guys. Bisa juga dengan berpikiran sederhana namun berdampak besar dalam kehidupan. Tidak usah malu untuk memulai, toh pada akhirnya semua itu kembali kepada kita berikut manfaat atau pun akibatnya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar