Selasa, 20 Oktober 2015

OPINI : JANGAN MENCAMPURI APA YANG MENJADI HAK PENUH ALLAH

Assalamu’alaikum shalihat. Seperti apa yang sudah saya janjikan sebelumnya, saya harus dan akan kembali lagi nge-posting sesuatu di sini (bahasa kerennya : I’ll be back yeah :P). Harus!!!Semangat!!!Fighting!!!. Abaikan prolog nan alay bin lebay ini please. I just want you know that today is so crowded. Bayangin aja nih, dulu pas saya masih kerja jadi bankir (ajegile keren gile lame-lame jadi gile. Pantes keluar, nggak kuat bu? :D) mau makan ada yang masakin, bersih-bersih ada yang bantuin, enak deh. Jam 8 sampai jam 8 lagi nggak kerasa (bohong :D), jauh-jauhan dari sang pangeran pujaan hati yang sering bikin malam kerasa panjang justru (curahan hati yang terlambat). But sekarang begitu melek mata otak saya langsung terprogram buat nge-list agenda hari ini. Mulai dari belanja-belanji, bersih-bersih (nyuci dkk), masak, baca buku, jadwal kajian (kalau ada), nge-rajut, dan yang pasti utak-utek nulis (walau nggak jelas hasilnya). Enough yah…huh…hah…
                Btw, anyway Saya kangen naik busway hah!!!. Seperti biasa jari-jemari saya nan lentik suka gatel kalau misal ada notifikasi baru di BBM, apalagi kalau misal  update-an status/DP temen-temen menarik hati saya. Nah, biasanya saya  jadikan  itu salah satu alasan buka pembicaraan dengan temen lama yang sudah nggak kedengeran kabarnya. Bisa dicontoh ya, begitu trik saya yang kadang penuh intrik (don’t try this at home :P). Saya yakin teman-temen disini pasti lebih pinter deh gimana nge-jaga komunikasi sama temen-temennya. Ya kan, ya kan?
Saya adalah tipe orang yang ramai di kala ramai, dan ramai pula di kala sepi alias HERI (heboh sendiri) itu yang sering diprotes sama suami karena itu mengurangi kadar keanggunan saya (wkkwkwkw, kaya anggun aja). Hari ini saya menyapa salah satu teman dekat saya yang sekarang jauh disana ( baca : Semarang). Dia Alhamdulillah setelah nikah, bisa langsung resign dan langsung dikaruniai momongan (dalam kurun waktu yang tidak lama). Beda sama saya yang setelah nikah (selang 4 bulan masih sibuk nyari modal insyaAlloh, aamiin buat usaha), bergabung dengan suami (belum genap dua bulan ini, dan sekarang lagi nyoba peruntungan jadi pebisnis online, plus sedang fokus buat nambah ketrampilan (sementara rajut dulu, karena paling mudah dan murah).
Ah, bukan lagi rahasia keleus kalau misal udah SMA ditanya mana pacarnya, kuliah pun topiknya nggak jauh seputaran itu-itu aja. Nah lulus kuliah/sekolah terus udah kerja baru tiga bulan aja nih suka ada  yang tega nanya mana calon suaminya, naik level lagi nih. Kalau udah lama nggak keliatan ada yang dateng rumah (lawan jenis lho ya), kelihatan udah mapan belum juga nikah bakal ditanya kapan nikah (baca : calon aja belum punya, terus gue musti nikah sama pohon pisang??? *emosi cantik*). Naik terus sampai pada posisi saya sekarang nih pemirsa, nikah (udah), punya rumah (segera punya, aamiin), suami mencukupi (insyaAlloh dunia akhirat, aamiin) nah kok belum punya anak?Begitu yah kira-kira pertanyaan kehidupan yang nggak akan kejawab sampai akhir hayat. Jawab aja atuh (slowres lho yach, nggak pake nge-bleyer lho janji???hihihi) InsyaAlloh, mohon doanya nggeh (yang tulus yah minta doanya, jangan pakai nge-dumel apalagi sambil mewek) biar malaikat nyatet itu jadi amal baik buat kita.
Pasti sering ngalamin hal serupa kan?hayo ngaku, nggak usah mau-malu tapi mau gitu. Mau apa?mau cepet lulus (bagi yang sekolah/kuliah). Mau cepet nikah (bagi yang belum nikah, atau mau nikah lagi), atau mau punya anak (bagi yang belum dipercaya sama Alloh buat dikasih momongan) dan mau semua-muanya yang kata kita enak-enak aja. Yang nggak enak?buang ke laut. Ok, kuncinya ada sama siapa dear?ada di kita. Pertanyaan orang yang bermacam-macam dan intinya satu tujuan itu ya nggak lain dan nggak bukan buat nguji kesiapan mental kita dear. Jadi kalau ada yang tanya begituan jangan justru marah atau tersinggung ya dear, karena apa?itu artinya kita belum siap mental menerima amanah dengan kita nunjukkin sikap childish.
                Barangkali niat orang itu bertanya memang tulus, siapa yang tau niat hayo?Cuma Alloh saja lho ya. Kitanya gimana? kalau niat orang itu baik, kita sambut baik kan semoga di doakan. Kalau misal niat orang itu baik (cara milih katanya saja yang kurang tepat), kita sambut baik juga to ya biar kita tetap enjoy dan Alloh pun ridho. Kalau Alloh ridho semua yang kata Alloh baik pasti dikasih buat kita, nggak pakai lama, nggak pakai nunggu karena kita memang sudah siap.  Nah ini nih yang anti mainstream, kalau niat orang itu (maaf kata nih) kurang baik, HARUS tetap kita sambut baik ya dear. Sekali lagi biar Alloh ridho kita pun enak nge-jalaninnya. Jadi apa pun jenis pertanyaannya. Kuncinya apa dear?yak, 100 buat kita semua. Keep Khusnudzon sama diri sendiri, orang lain dan Alloh zat yang tak berongga dan pengabul doa
Nah, kalau posisi kita di posisi yang ditanya kan sudah biasa. Lantas gimana sih jadi orang yang bertanya. Saya sih jarang sekali nanyain hal semacam itu karena pertanyaan semacam itu bisa menimbulkan goresan yang mendalam di hati, haishah watcha :D. Diceritain Alhamdulillah, nggak ya tanya-tanya ke orang terdekatnya (wkwkwkw intinya sih sama aja, kepo bo’). Ah, hal semacam itu sebaiknya dikurangi ya dear soalnya nih ya nggak ngasih input positif juga buat kita. Nanti jatuhnya malah ‘ngrasani’. Hati-hati juga ya kalau mau bertanya hal-hal yang sekiranya bisa bikin hati orang yang kita tanyai jadi gundah gulana (sampai nggak bisa tidur), nah lho yang dosa siapa? But, kalau serius mau tau (tanpa ada tendensi apa pun) it’s OK lah, pilih kata-kata yang paling baik versi dia ya (kita kan tau karakter tiap orang beda-beda, nanti kalau versi kita baik dia nggak gimana?salah lagi).

Inget juga ya kakak shalihat kalau misal kita tanya sesuatu ya yang betul-betul petanyaan yang tidak ada keterlibatan unsur senyawa Tuhan di dalamnya. Semua sih mengandung unsur itu sih ya, iya sih tapi ada yang betul-betul udah Alloh tetapin buat kita bahkan sebelum kita lahir lho. Apa?mati, hidup, rejeki dan jodoh. Jadi begitu ya shalihat. Inget lidah tidak bertulang, kata-kata yang sudah terlontar bak anak panah nggak bisa kita tarik ulang (layaknya sebuah postingan). Terlebih lagi jika itu melibatkan orang lain, lebih dalam lagi tentang perasaan. Jadi nggak mau kan disebut makhluk tidak berperasaan?saya sih ogah. OK, Good night for everyone. Stay positive (thinking, feeling, doing), dan stay blogging. 

2 komentar: