Jumat, 06 November 2015

CURHAT : ABOUT RESIGN DAN MIMPI UNTUK TETAP BERPENGHASILAN

Ini sudah lewat satu pekan ketika saya harus merayakan  ‘second month of resign anniversary’ saya dari tempat saya bekerja. Ada nggak ada istilah itu ya pokoknya saya ada-adakan saja *maksa banget*. Rasanya sih nggak gimana-gimana. Positifnya nih ya (pertama) saya bisa mengerjakan pekerjaan yang dulu semasa sudah menikah tetapi masih LDR-an sama ‘mantan pacar’, saya enggan bahkan mengandalkan asisten rumah tangga untuk menyelesaikannya. But, untuk sekarang saya harus mengerjakannya dengan sigap, cermat dan penuh rasa tanggung jawab. SENDIRI. Yang (kedua) Menikmati waktu luang dengan sekonyong-konyongnya. Dan karena  saya adalah tipikal orang yang suka nge-game dan suka kelewatan, dulu sempat pernah kena tegur juga lho sama atasan dan salah satu staf saya karena hobi saya itu. Sekarang saya dihadapkan pada waktu luang yang amat sangat banyak. Nah katakanlah saya kelar mengerjakan pekerjaan saya pukul 11.00 siang, sisa waktu saya ini bisa saya gunakan untuk nge-game sepuasnya. Tapi setelah saya rasakan bosan juga ya, akhirnya saya mengalihkan hobi saya yang nggak ngasilin duit itu dengan belajar nulis, baca buku, merajut dan juga nonton tivi, pkus BONUS bobok siang (pas dulu kerja, rasanya pengen banget bobok siang tapi nggak bisa).Yang (ketiga) Quality time sama Raden Yoga Nata Adhikara jadi bisa SELALU. Dulu tiap dua pekan sekali baru ketemu, cuma dua hari (dikurangi waktu perjalanan) cukup membuat saya termehek-mehek pas adegan naik bis kotanya. Ya, macam adegan FTV-FTV gitu deh, dipastikan dia tersenyum amat manis sedangkan saya mewek sampai bis berangkat dan sampai saya terlelap di dalam bis *pengakuan dosa*. Yang (keempat) bisa belajar memasak dengan serius karena setiap sore masakan saya akan dinilai oleh si Akang. Ya, tentu saja mengandalkan google dan screenshoot (kalau kapan-kapan lupa resepnya tinggal saya buka lagi hasil googlingan saya gitu maksudnya. But, nggak apa-apa kan belajar.
Negatifnya adakah? Ya bukan negatif sih ya. Penyesuaian aja dari wanita bekerja di kantor ke wanita bekerja di dalam rumah (jangan kira ibu-ibu atau istri-istri nggak capek lho ya). (Pertama) Rasa percaya diri agak berkurang dari wanita berpenghasilan pasti, ke wanita berpenghasilan musiman. Dari biasanya rapi dan wangi setiap hari, sekarang wanginya justru kalau sore hari. But, saya sudah bisa mengatasinya caranya gimanabiar tetap berpenghasilan?Terampillah wahai para kaum wanita apapun pekerjaanmu sekarang. Entah memasak, menjahit, merajut, berjualan, menulis dan lain-lain dan semoga someday ketrampilanmu itu bermanfaat bisa jadi usaha tambahan, atau malah jadi usaha utama. Kalau kata mba Dian Sastro “Mau berprofesi menjadi wanita karir atau ibu rumah tangga wanita tetaplah harus berpendidikan tinggi.” Karena apa?tugas utamanya adalah mencerdaskan anak-ananknya kelak. Kalau versi saya, jika mau memilih jadi ibu rumah tangga upayakan untuk bisa tetap berkarya (di dalam rumah) dan tetap berpenghasilan. Bukan bermaksud untuk menandingi suami, tetapi justru untuk belajar mandiri dan membantu suami. Katanya multitasking kan?buktikan donk. (Kedua) Nikmat yang menurut saya paling susah dikendalikan adalah waktu luang, jangan-jangan waktu saya terbuang sia-sia karena saya tidak membuat Daily List To Do seperti ketika saya berkerja. Pasti, but saya sudah bisa menyiasatinya. Jadi boleh donk istri-istri atau ibu-ibu bikin daily list to do?boleh banget. Menurut saya itu sangat membantu. Selain jelas apa saja yang akan kita kerjakan, ada juga estimasi waktu jadi harapannya sih tidak ada kata wasting time. Kalau itu terlalu ribet gunakan target waktu saja, misal saya harus selesai mengerjakan pekerjaan rumah jam sekian-dan saya akan mengisi sisa waktu saya dengan bla bla bla. Cukup simple kok dan bermanfaat sekali. (Ketiga) Harus nge-rem hobi jajan dan belanja *nyesek, kalau dulu suka jajan sekarang makan yang banyak biar nggak laper dan  kepengen jajan*, begitu ada baju bagus tanya harga iklanin (dimana aja) dan jual, kalau ada uang lebih baru boleh beli. Syukur-syukur kalau misal laba jualan bisa buat beli, jadi itung-itung reward buat diri sendiri karena tidak lagi menerima insentif dari perusahaan. (Keempat) dicecar pertanyaan beragam oleh pihak internal atau pun eksternal. Ah, itu mah udah biasa. Kalau udah menthok mah yang tanya juga bosen sendiri, udah solusinya Cuma satu #SENYUMINAJAH.
Kira-kira begitu saja curhatan gaya bebas ala saya. Nah, ambil semua hikmah dari setiap kejadian karena yakinlah bahwa hikmah nongolnya di belakang kalau yang di depan mah namanya planning, dan sekali lagi kita merencanakan Allah maha cinta-lah yang akan menentukan. Kita harus yakin dengan keputusan yang kita ambil. Positif-Negatif pasti menyertai kok, tinggal ambil bagian positif dan siasati negatifnya. Cara pandang dan rasa syukur sangatlah berpengaruh, jadi belajarnya memandang setiap kejadian dari sudut pandang yang berbeda. Dan jangan lupa bersyukur dan bahagia, karena hidup ini hanya sekali dan kita berhak menikmati hidup kita dan bahagia. HAPPY 2ND MONTH ANNIVERSARY. Stay Healthy, and blogging.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar