Sabtu, 13 Februari 2016

CURHAT : GHIBAH ATAU FITNAH


Assalamu'alaikum shalihat, beberapa hari ini saya kurang merasa fit, mungkin hawa dingin yang membuat tulang-belulang saya menjadi sakit dan enggan sekali beraktifitas yang positif (mengerjakan pekerjaan rumah, memasak, dan konco-bolonya). Harus dipaksa gitu, ah semoga bukan karena saya sedang malas saja. Beberapa hari yang lalu  pada saat saya berbelanja ?(kebetulan agak kesiangan jam 07.00) kalau nggak salah, saya berpapasan dengan tetangga saya yang berprofesi sebagai guru, nah terjadi percakapan singkat antara saya dengan beliau. Kurang lebih seperti ini :

Saya : "Pagi bu, kabarnya gimana sehat? *sambil ngajak main anak tetangga saya itu*
Si Ibu : "Pagi bu Yoga, alhamdulillah sehat. Mau masak apa hari ini?"
Saya : "Masak sayur bening sama pepes tahu bu."
Si Ibu : "Oh iya bagus, nggak kebanyakan minyak ya."
Saya : "Lho Ibu kok di rumah?Nggak ngajar?atau memang sedang libur?"
Si Ibu : "Memang tidak ada jadwal mengajar bu, seharusnya sih harus tetap berangkat, tetapi kalau tidak ada keperluan mengajar malah suka pada ngrumpi di kantor gitu. Makanya mending saya di rumah saja."
Saya : "Oh gitu *manggut-manggut sambil senyum manis*
Dan Si Ibu mengakhiri perbincangan singkat dengan saya  seraya berpamitan terlebih dahulu karena tugas  belanjanya telah usai.

Nah, teman-teman blogger kira-kira bisa mencerna ya inti dari perbincangan singkat tadi?Ya, kurang lebih adalah tetangga saya menghindari rekan kantornya karena jika tidak ada kesibukan mengajar (dalam konteks ini)maka obrolan mereka menjadi tidak berkualitas (menjurus ke ghibah atau fitnah). Alhamdulillah teman-teman saya tinggal di kawasan perumahan yang sangat heterogen, individualistis (pastilah ada), tapi masih ada rasa sosial  kok dengan menengok tetangga yang sakit, baru melahirkan, sedang terkena musibah kematian dan sejenisnya. Kelompok Dasa Wisma (Dawis) dan PKK juga berjalan lancar walaupun tidak seluruhnya anggota terlibat. Enaknya lagi saya tinggal di jalur utama, yang terkenal ramai hanya oleh kendaraan saja (tidak ada kumpul-kumpul atau ngobrol santai seperti yang saya temukan di desa) jadi saya terhindar dari keinginan langsung untuk berbuat ghibah terhadap tetangga saya. Semoga juga tidak di media sosial, dan media lain Aamiin.

Kira-kira gihibah itu bentuknya apa sih?definisi menurut saya adalah demikian "kebenaran tentang suatu hal yang menyangkut diri seorang yang kita bicarakan demi kepentingan diri kita sendiri". Bumbunya biasanya sedikit iri dan cemburu atas kebaikan orang lain, atau justru sebaliknya bisa berupa cibiran dan hujatan tentang kejelekan orang lain. Termasyhur dengan sebutan GOSIP. Nah, jika itu benar (baik kejelekan atau kebaikan) yang dibicarakan itu disebut dengan ghibah. Bagaimana dengan Fitnah?ia adalah perwujudan dari ghibah yang salah - dalam subyek yang kita bicarakan sama sekali tidak melakukan atau tidak mengalaminya (atau semacam sangkaan, tuduhan dan dugaan) yang kita bicarakan namun kebenarannya salah. Lalu pilih yang mana?jangan pilih dua-duanya dear. Itu sama sekali tidak memberikan manfaat buat kita. Mengacu pada larangan tentang dua hal itu harusnya membuat hati, pikiran dan lisan kita lebih berhati-hati dalam menilai, berpikiran, atau sekedar 'mbatin' tentang orang lain. Apalagi sampai kelepasan ngomongin orang lain. Naudzubillah ya dear, yuk saling mengingatkan dalam kebaikan.

Dalilnya sepertinya sudah pada paham ya, tapi demi melengkapi tulisan saya kali ini ijinkan saya mengutipnya kembali ya. Begini isinya :

“Ketika saya dimi’rajkan, saya melewati suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga sedang mencakar wajah dan dada mereka. Saya bertanya: “Siapakah mereka ini wahai Jibril?” Jibril menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia (ghibah) dan melecehkan kehormatan mereka.” [HR Abu Daud (4878). Hadits shahih.]

"Mereka bertanya kepadamu tentang berperang dalam bulan Haram. Katakanlah : "berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil Haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya lebih besar (dosanya) dari sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa murtad diantara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."(QS. Al Baqoroh (2) : 217)

Nggak bisa kita sepelekan ya dear ternyata. Emang kadang mulut suka 'gatel' kalau belum cari cela-nya orang lain, apalagi kalau pas kumpul sama teman-teman. Tapi yuk jadilah kita sebagai orang yang membawa dan mengingatkan bukan justru kita yang terbawa dan turut menikmati apalagi mengucilkan atau justru menilai si do'i sok alim dan julukan lainnya hanya karena teman kita merasa malas ketika diajak rumpi cantik sambil ngopi cantik. Mungkin itu semua karena semata mereka sedang berusaha menjaga diri dari ke dua dosa itu. Sekian dari saya, mohon maaf jika ada kekurangan. Keep writing, stay blogging. Wassalamu'alaikum ^^

Note : ditulis dalam rangka reminder diri sendiri bukan untuk orang lain, but terimakasih sekali kalau sudah berkenan baca :)

2 komentar:

  1. nah ini kali ya mungkin yang bikin suami ayat sedikit bergaul soanya suami ayat punya kekhawatiran nnti obrolannya jadi nglantur kemana-mana (baca:ghibah) yang lumrah dilakukan orang-orang kalo lagi kumpul

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai periii yuk aktif nulis lagi yuk ora ketang curhat2 ala2 :-D

      Hapus