Rabu, 10 Februari 2016

OPINI : MAKNA SUKSES

Assalamu'alaikum shalihat, semangat pagi ya dimana pun dan apa pun aktivitas kita. Semoga bukan sekedar rutinitas saja, semoga kita selalu ingat untuk menyisipkan niat baik dalam setiap pekerjaan kita. Hawa yang dingin karena sisa hujan bulan Januari masih 'menularkan' semangat mengucurnya hingga Februari. Semoga semangat kita juga selalu mengucur deras, tak mengapa pasang surut, tak mengapa jatuh asal kita terus mencari tau cara untuk bangun. Aamiin ^^

Terlepas dari pekerjaan saya sebagai seorang bankir yang itu artinya saya lepas dari target perusahaan sempat membuat saya seperti orang yang tidak memiliki daya saing dan daya juang lho *curhat*, but sekarang saya nggak bisa seperti itu lagi karena saya sedang berjuang untuk meraih target penjualan pada Online Shop yang saat ini saya kelola. Karena apa?untuk menjadi seorang reseller dan dropshiper bahkan agen di sebuah kota banyak sekali syarat yang harus dipenuhi lho. Mulai dari pendaftaran, pembelian minimal di awal dan omset setiap bulan, belum lagi harus terus berjuang agar omset tetap stabil agar hak keagenan tidak hilang. Lalu apa bedanya dengan ketika bekerja dengan perusahaan?Mungkin hampir sama, tetapi kali ini saya harus berjuang demi target pribadi saya. Yuk Semangat selalu huhuhu...

Saya sekarang sedang 'menggilai' buku-bukunya Ayah Edy, banyak sekali alasannya. Penasaran?boleh pinjam buku saya kok asal ongkir pas balikkin mau teman-teman tanggung. Sangat mendidik dan mudah dipahami menurut saya. Ilmiah tetapi insyaAllah bisa dibaca oleh semua kalangan kok. Nah saya menemukan sebuah kutipan yang terus-menerus membuat saya berkali-kali berpikir (terus menerus pakai berkali-kali pula...hihi). Ini dia bunyi kutipannya :

"Seringkali SUKSES diidentikkan dengan profesi-profesi yang dianggap bisa menghasilkan banyak uang dan hidup berkecukupan secara MATERI." - Ayah Edy


Bener nggak sih kutipan diatas?kalau menurut saya bener pakai banget, yang nggak sependapat nggak apa-apa kok #justopini. Nah coba saja tanyakan kepada anak-anak kecil (TK, SD kelas 1-3) tentang apa cita-cita mereka?Pasti jawaban mereka adalah Pilot, Presiden, Dokter, Polisi, Guru dan posisi 'mentereng' lain yang sering mereka temukan pada buku bergambar yang pernah mereka baca. Memang tidak semua beralasan karena materi, tapi saya yakin itu lebih kepada prestisius-nya sebuah profesi yang mereka impikan. Sedikit saja yang bercita-cita menjadi (dokter misalnya) dengan tujuan luhur untuk membantu sesama dan menggratiskan biaya berobat misalnya. Pun sama halnya dengan guru, banyak dari mereka bercita-cita menjadi guru karena melihat sosok guru mereka, belum terbersit apa sih yang harus guru lakukan agar melahirkan generasi unggul dan semacamnya. Tidak masalah, karena itu adalah pemikiran anak-anak. Lalu bagaimana dengan kita?wahai (calon) orang tua dan orang tua?apakah sama pemikiran kita sesederhana mereka?atau justru hanya MATERI (belaka) yang menjadi orientasi kita untuk mendorong anak cucu kita menyandang sebuah profesi sesuai kutipan di atas. Na'udzubillah, semoga tidak.

Belajar dari ini semua apa sih sebetulnya yang salah dengan pendidikan dan pola pikir bangsa kita? Yuk mari sama-sama belajar. Tidak semua yang orangtua, guru, dan tayangan televisi ajarkan itu salah. Pun tidak semua harus kita turunkan kepada anak cucu kita karena ketidaktahuan yang disebabkan oleh keengganan kita belajar. Mari ajarkan kepada anak cucu kita (kelak) agar mereka bersikap kooperatif. Apa sih maksudnya?Jangan lantas marah ketika anak cucu kita kelak 'membantah' atas perintah kita. Mungkin mereka hanya ingin melanjutkan pertanyaan ke jenjang berikutnya, yaitu kenapa  mereka harus melakukan ini?lalu mengevaluasinya dan jika memang mereka yakin itu benar mereka akan sangat dengan bersemangat melakukan perintah kita. Patuh itu baik, tetapi kooperatif itu luar biasa.

Nah kembali ke makna SUKSES diatas, perbedaan yang mencolok antara pendidikan di Indonesia dan di luar negeri adalah tentang penerjemahan kata SUKSES itu sendiri. Masih menurut Ayah Edy bahwa pendidikan di Indonesia mengejawentahkan SUKSES sebagai suatu hasil yang diwujudkan dengan materi. Sedangkan di luar negeri para orang tua dan guru mengartikan SUKSES sebagai jalan untuk menggapai materi. Permisalahannya adalah "jadilah dokter agar menjadi kaya."(versi Indonesia), "jadilah tenaga ahli (pakar) di bidang kesehatan agar dengan sendirinya materi itu menghampirimu". Terlihat serupa ya tapi silakan cermati baik-baik. Sekian dari saya, mohon maat atas segala kekurangan. Keep writing, stay blogging. Wassalamu'alaikum.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar